Otoritas setempat dan pejabat taman nasional mengunjungi keluarga Ratchadawan pada hari berikutnya dan menyarankan mereka untuk membuang makanan, terutama makanan yang asin.
"Kami berbicara dengan petugas satwa liar setempat dan mereka mengatakan kepada kami untuk tidak menyimpan makanan di dapur karena baunya menarik perhatian gajah," sambungnya.
Baca Juga: Jumlah Harimau dan Gajah Sumatra Kian Memprihatinkan Akibat Perburuan Liar
Rachadawan mengungkapkan jika ia harus merogoh kocek sekitar 50.000 Baht atau sekitar Rp 22,7 juta untuk perbaikan dapurnya yang hancur.
"Lucu melihat gajah seperti itu, tetapi saya juga khawatir dia bisa kembali." ungkapnya.
Thailand memiliki sekitar 2.000 ekor gajah Asia yang hidup di alam liar dan sering terjadi konflik ketika mereka bersentuhan dengan manusia.
Staf dari Taman Nasional percaya bahwa hewan-hewan itu telah mengubah perilaku mereka sebagai respons terhadap makanan yang tersedia dari manusia.
Baca Juga: Ditemukan Tewas, Gajah Betina Mati Mengenaskan Usai Tertabrak Beberapa Kendaraan di Malaysia
"Penjelasan yang paling mungkin untuk situasi ini adalah gajah mencium bau makanan dan ingin memakannya. Bukan karena gajah sangat lapar, karena makanan di hutan tetap sama. Ada banyak dan itu tidak berubah," kata Supanya Chengsutha dari balai konservasi.
"Namun terkadang gajah mengalami perubahan perilaku dan karakter, jadi tidak ada satu faktor pun yang membuat mereka melakukan hal tersebut," sambungnya.