Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Hadapi Pasangan China Nomor 1 Dunia, Praveen-Melati Mengaku Siap Tempur
Untuk pertama kalinya, desa terpencil Guoliang mendapatkan diakses dengan mobil, dan itu telah mengubah segalanya.
“Di masa lalu, penduduk desa yang lapar iri pada mereka yang tinggal di dataran. Sekarang tidak ada yang ingin meninggalkan desa puncak tebing ini. Kami merasa nyaman dengan rumah kami,” kata Shen Heshan selaku warga setempat.
Segera setelah terowongan ukiran tangan yang mengesankan selesai, Guoliang berubah dari desa kecil yang hampir tidak diketahui siapa pun, menjadi tujuan wisata yang ramai.
Guoliang yang terletak di 1.700 meter di atas permukaan laut, tebing tersebut menawarkan beberapa pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi terowonganlah yang menarik sebagian besar pengunjung.
Baca Juga: Badai Pasir Mengerikan Sapu Bangunan dan Rumah di China, Efek Gurun Gobi
Media Xinhua melaporkan bahwa penjualan tiket masuk di Guoliang mencapai 120 juta yuan atau sekitar Rp246 miliar pada 2018.
Selain itu, penduduk setempat yang dulu berjuang untuk mengisi perut mereka, kini menjadi pemilik bisnis yang berinvestasi di hotel dan fasilitas lainnya untuk turis.
Itu semua karena 13 pria pemberani yang membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
Selain terowongan, Guoliang juga dikenal sebagai 'Koridor Panjang di Tebing', di mana terowongan Guoliang dianggap sebagai salah satu jalan paling berbahaya untuk dilalui, terutama karena sempit dan jalan nya yang berkelok-kelok.