Squid Game Dijadikan Bahan Propaganda oleh Media Korea Utara

- 13 Oktober 2021, 08:06 WIB
Squid Game seri Netflix diputar di ponsel dalam ilustrasi gambar ini diambil pada 30 September 2021.
Squid Game seri Netflix diputar di ponsel dalam ilustrasi gambar ini diambil pada 30 September 2021. /Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration

 

PR BEKASI - Popularitas series Netflix Squid Game yang mendunia ini ternyata dijadikan bahan propaganda oleh Korea Utara.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 13 Oktober 2021, sebuah situs web propaganda Korea Utara mengatakan Squid Game merupakan cerminan dari budaya kapitalis Korea Selatan.

Situs propaganda tersebut mengatakan pada Selasa, 12 Oktober 2021, bahwa Squid Game mengungkap realitas budaya kapitalis Korea Selatan di mana "korupsi dan bajingan tidak bermoral merupakan hal biasa"

Situs Arirang Meari Korea Utara mengutip kritikus film Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: 5 Makna Permainan dalam Serial Squid Game, Salah Satunya Tidak Boleh Menyerah

Mereka mengatakan bahwa serial Squid Game itu menunjukkan keadaan "masyarakat yang tidak setara di mana orang-orang yang tidak memiliki uang diperlakukan seperti bidak catur untuk orang kaya."

Dibuat di Korea Selatan, film thriller sembilan episode itu menceritakan para kontestan yang kekurangan uang dan sedang terlilit utang diajak untuk memainkan permainan anak-anak.

Namun dalam serial ini, permainan dimainkan bertujuan untuk mendapatkan hadiah 45,6 miliar won sekira Rp549 miliar dengan taruhan nyawa mereka.

Disinilah letak permasalahan pelik yang harus dihadapi para karakter di Squid Game, di mana mereka harus menipu dan berkhianat agar bisa keluar dan membawa pulang hadiah utama.

Baca Juga: Squid Game Sangat Digemari, Polisi Thailand Ingatkan Dampak Buruk bagi Penonton

Aksi menegangkan yang dibalut dengan drama yang menyentuh hari pada akhirnya menjadikan series Squid game berbeda dengan series bertema sejenis.

Namun, situs propaganda Korea Utara mengatakan bahwa series itu telah membuat orang menyadari realitas yang terjadi di Korea Selatan.

"Dikatakan bahwa itu membuat orang menyadari kenyataan menyedihkan dari masyarakat Korea Selatan yang kejam di mana manusia didorong ke dalam persaingan ekstrem dan kemanusiaan mereka sedang dimusnahkan," kata artikel itu.

Korea Utara telah memberlakukan denda berat atau penjara bagi siapa pun yang kedapatan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru cara orang Korea Selatan berbicara.

Baca Juga: Aktris 'Squid Game' Jung Ho Yeon Pernah Nangis Karena Mengira Aktingnya 'Tidak Cukup Baik'

Hal itu ketika pemimpin Kim Jong Un meningkatkan perlawanan terhadap pengaruh luar dan menyerukan hiburan lokal yang lebih baik.

Sebuah undang-undang "pemikiran anti-reaksioner" baru diberlakukan akhir tahun lalu.

Hal ini termasuk hukuman hingga 15 tahun di kamp penjara bagi mereka yang tertangkap mengakses media Korea Selatan.

Menurut ringkasan aturan yang diperoleh Daily NK, sebuah situs web yang berbasis di Seoul yang juga mengutip sumber di dalam Korea Utara.

Baca Juga: Jung Ho Yeon dan Lee Yoo Mi Tidak Bisa Berhenti Menangis Saat Syuting Adegan 'Squid Game'

Budaya Korea Selatan secara rutin dikritik di Korea Utara. Pada bulan Maret, situs web Arirang Meari mengatakan bintang K-pop diperlakukan seperti "budak" oleh perusahaan besar dan menjalani "kehidupan yang menyedihkan" di sana.

Pada bulan Februari 2020, sebuah surat kabar pro-Korea Utara yang berbasis di Jepang memuji film Korea Selatan pemenang penghargaan Academy Awards Parasite.

Ia menyebutnya sebagai mahakarya yang "secara gamblang mengungkap realitas" kesenjangan kaya-miskin di Korea Selatan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x