Donald Trump Ungkap Orang Yahudi di Amerika Tidak Suka Israel, Sebut Mereka Tidak Peduli

- 18 Desember 2021, 06:48 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan, sebagian besar orang-orang Yahudi di Amerika tidak suka Israel.
Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan, sebagian besar orang-orang Yahudi di Amerika tidak suka Israel. /Reuters

PR BEKASI - Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan orang-orang Yahudi di Amerika Serikat "tidak menyukai Israel".

Pernyataan Donald Trump tersebut dikatakannya dalam wawancara sebelumnya dan beredar di media sosial pada Jumat, 17 Desember 2021.

“Orang-orang Yahudi di Amerika Serikat tidak menyukai Israel atau tidak peduli dengan Israel,” kata Donald Trump saat diwawancara jurnalis Israel Barak Ravid.

Baca Juga: Mengaku Ditipu Israel, Donald Trump: Mereka Tidak Pernah Tulus Ingin Damai dengan Palestina

Dia juga menyalahkan para orang Yahudi Amerika atas catatan suara mereka, dengan menyatakan kalau dulu Israel memiliki kekuasaan mutlak atas kongres dan kini dia berpikir berlaku sebaliknya.

Mantan pemimpin AS ini juga menyebut kalau dulu Barack Obama dan Presiden Joe Biden (keduanya dari Partai Republik) bertanggung jawab atas kurangnya dukungan kongres untuk Israel.

"Namun dalam pemilihan, mereka masih mendapatkan banyak suara dari orang-orang Yahudi," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Middle East Eye.

Baca Juga: Donald Trump Keluarkan Peringatan Perang Dunia 3: China akan Serang Taiwan Setelah Olimpiade Musim Dingin 2022

Selama beberapa tahun terakhir, beberapa orang mengatakan bahwa Partai Demokrat perlahan-lahan cenderung menentang dukungan untuk Israel.

Diketahui bahwa posisi tersebut telah menjadi landasan kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah selama beberapa dekade.

Mereka menunjuk pada tindakan anggota parlemen Demokrat progresif seperti anggota Kongres Ilhan Omar dan Rashida Tlaib.

Baca Juga: Facebook Disebut Sengaja Biarkan Pengguna Unggah Konten Ujaran Kebencian, Tuduhan Donald Trump Disorot Lagi

Kedua nama itu telah berusaha untuk mengakhiri bantuan militer AS ke Israel dan muncul sebagai kritikus vokal terhadap kebijakan pemerintah Israel terhadap Palestina.

Tlaib dan Omar telah melayangkan undang-undang untuk mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang dipimpin Palestina, yang dikenal sebagai BDS.

Akan tetapi, mereka tidak dapat memperoleh dukungan dari partai mereka yang lebih luas.

Baca Juga: Donald Trump: Kita Hidup di Dunia Dimana Taliban Eksis di Twitter, tapi Saya Malah Dibungkam

Banyak yang mengatakan bahwa Tlaib dan Omar mewakili sebagian kecil dari Partai Demokrat, yang sebagian besar masih berkomitmen untuk mendukung AS untuk Israel.

Awal tahun ini, Kongres yang dikendalikan Demokrat meloloskan RUU pembelanjaan pertahanan raksasa yang mencakup bantuan militer AS ke Israel.

Komentar dari Donald Trump ini bukan pertama kalinya memberikan kritik kepada Yahudi Amerika karena memilih Partai Demokrat.

Baca Juga: Menantu Donald Trump Hina Kamala Harris usai Muncul dalam Video NASA: Dia Terpilih karena Penampilan

Pada 2019, ketika menjadi Presiden, dia mengatakan orang-orang Yahudi yang memilih partai tersebut bersalah karena ketidaktahuan dan “ketidaksetiaan besar”.

Yahudi Amerika, yang hanya berjumlah 2,4 persen dari total populasi AS, telah lama menjadi blok suara Demokrat yang andal.

Menurut jajak pendapat tahun 2021 oleh Pew Research Center, sekitar 70 persen orang Yahudi AS mengidentifikasi atau condong ke Partai Demokrat.

Tetapi jajak pendapat yang sama juga menunjukkan tanda-tanda perpecahan yang muncul antara orang-orang Yahudi Ortodoks yang cenderung berusia lebih muda, dan cabang-cabang agama lain yang pengikutnya menua.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x