Tikus Pendeteksi Ranjau Darat di Kamboja Telah Tiada, Dikenang sebagai Pahlawan

- 12 Januari 2022, 20:11 WIB
Seekor tikus pedenteksi ranjau darat di Kamboja telah mati, tikus Afrika itu dikenang sebagai pahlawan karena menyelamatkan nyawa warga.
Seekor tikus pedenteksi ranjau darat di Kamboja telah mati, tikus Afrika itu dikenang sebagai pahlawan karena menyelamatkan nyawa warga. /REUTERS/Cindy Liu

PR BEKASI –  Kamboja kehilangan seekor tikus bernama Magawa yang telah berjasa menemukan ranjau darat di negeri itu.

Magawa bukanlah hewan pengerat sembarangan, ia merupakan tikus pengendus ranjau.

Kabarnya tikus tersebut telah berhasil menemukan lebih dari 100 ranjau dan bahan peledak 5 lima tahun mengabdi.

Tikus yang diberinama Magawa itu diketahui telah mati pada usia 8 tahun.

Baca Juga: Fakta One Piece: Identitas Usopp si Pembohong Berbakat, Mulai dari Sogeking hingga God Usopp

Magawa, yang mati pada akhir pekan lalu, adalah salah satu "HeroRAT" tersukses yang dikerahkan oleh badan amal internasional APOPO.

Badan amal itu mengerahkan tikus berkantung raksasa Afrika itu untuk mendeteksi ranjau darat dan TBC.

"Magawa dalam kondisi sehat dan melewatkan pekan terakhirnya bermain dengan semangat seperti biasa,” kata organisasi nirlaba tersebut.

“Tapi jelang akhir pekan, dia mulai lemas, lebih sering tidur dan tidak terlalu berminat terhadap makanan pada hari-hari terakhirnya," tuturnya.

Baca Juga: Ramalan Shio Kamis, 13 Januari 2022: Tikus, Macan, Kerbau: Ada Risiko Keuangan

Ranjau-ranjau darat itu diduga berasal dari perang saudara yang terjadi selama beberapa dekade.

Hal itu menjadikan Kamboja sebagai salah satu negara dengan ranjau darat paling banyak di dunia.

Kabarnya lebih dari 1.000 km persegi tanah masih mengandung ranjau darat tersebut.

Kamboja memiliki penduduk yang diamputasi terbanyak per kapita, lebih dari 40.000 orang kehilangan anggota badan akibat ledakan.

Baca Juga: Kenapa Rel Kereta Api Dipenuhi Batu Kerikil? Simak Penjelasannya Berikut Ini

Untuk menggambarkan risiko ekstrem ranjau darat di negara itu, hal itu dapat dilihat beberapa hari lalu.

Tiga warga Kamboja yang bekerja membersihkan ranjau tewas pada hari Senin, 10 Januari 2022 di Provinsi Preah Vihear yang berbatasan dengan Thailand.

Tiga orang dari kelompok Ranjau Swadaya Kamboja tewas akibat ledakan dari ranjau anti-tank.

Ranjau itu juga melukai dua orang lainnya, kata Heng Ratana, Direktur Jenderal Pusat Aksi Ranjau Kamboja.

Baca Juga: Sebelum Tersandung Kasus Narkoba, Ardhito Pramono Akui Pernah Depresi dan Overdosis

APOPO mengatakan kontribusi Magawa memungkinkan masyarakat di Kamboja bisa hidup, bekerja, dan bermain dengan lebih aman.

"Setiap penemuan ranjau oleh tikus itu mengurangi risiko cedera atau kematian bagi masyarakat Kamboja," kata APOPO seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari REUTERS pada Rabu, 12 Januari 2022.

Tikus berkantung raksasa Afrika itu bahkan menerima medali emas pada 2020 dari People's Dispensary for Sick Animals Inggris.

Baca Juga: Disinggung Soal Dapat Endorsment dari Rumah Sakit Saat Lahiran, Lesti Kejora Langsung Teriak

Medali emas itu didapatkannya atas "keberanian menyelamatkan nyawa dan pengabdian pada tugas".

Magawa, yang pensiun pada Juni 2021, lahir di Tanzania dan pindah ke Siem Reap di Kamboja pada 2016 untuk mulai membersihkan ranjau.

"Seekor pahlawan telah beristirahat selama-lamanya," kata APOPO.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x