Alih-alih menyembuhkan, ramuan dari pendeta itu justru berujung mala petaka.
Baca Juga: Kepanikan Dipicu Virus Corona, Warga Berbondong-bondong Beli Senjata Api
Komunitas gereja dikenal sebagai salah satu kunci utama dari meledaknya jumlah kasus virus corona di Korea Selatan, sehingga pemerintah setempat membuat kebijakan bagi para komunitas peribadatan itu untuk menahan diri dari melakukan kegiatan karena hal tersebut dapat menciptakan kerumunan yang rentan menjadi media perpindahan virus.
Kendati demikian, di luar sana masih banyak gereja lokal dan organisasi keagamaan yang menghiraukan aturan pemerintah terkait dan tetap melakukan kegiatan berkedok kebaktian itu.
Di Provinsi Gyeonggi, dua komunitas gereja termasuk komunitas gereja River Of Grace masih anteng melakukan kebaktian hingga Minggu lalu nyaris setengah dari jumlah jemaat yang datang terpapar virus corona.
Baca Juga: Redam Kekhawatiran Masyarakat, Polres Bekasi Minta Warga Bijak Sikapi Pandemi Virus Corona
Diketahui, air garam yang kerap disemprotkan ke mulut para jemaat itu tidak melalui tahap disinfektan sehingga rawan memindahkan virus.
Atas kasus tersebut, Pendeta Gereja Kim, meminta maaf sebab dirinya telah membuat puluhan orang yang diklaim sebagai jemaatnya justru terpapar virus corona.
Dia menambahkan bahwa dia merasa sangat menyesal tentang apa yang terjadi dan menerima siapaun yang menyalahkan dirinya atas kasus itu.
Baca Juga: Paranormal Klaim Prediksi Pandemi Virus Corona Sejak 2018, Bicara Soal Akhir Dunia dan Optimisme