Pelaku Pembantaian Christina Yuna Lee Tertangkap, Ternyata Punya Daftar Panjang Kejahatan

- 15 Februari 2022, 13:42 WIB
Ilustrasi. Ini identitas pelaku pembunuhan pada Christina Yuna Lee.
Ilustrasi. Ini identitas pelaku pembunuhan pada Christina Yuna Lee. /Pixabay/PublicDomainPictures

PR BEKASI - Pria tunawisma terduga pelaku dalam kasus pembantaian seorang wanita berusia 35 tahun di Chinatown ternyata memiliki catatan kejahatan cukup panjang.

Menurut sumber hukum, pria ini melakukan berbagai tindakan kriminal termasuk kejahatan kecil dan perampokan yang kemungkinan juga menjadi motif di balik pembunuhan pada Minggu, 13 Februari 2022.

Assamad Nash, pria tunawisma tersebut, telah didakwa dengan pembunuhan dan perampokan dalam dugaan penikaman pada Christina Yuna Lee, ia tewas di bak mandi apartemennya setelah pelaku mengikutinya pulang.

Daftar kejahatan Nash yang tinggal di penampungan tunawisma Bowery Mission ini setidaknya berjumlah selusin sejak 2012 termasuk ketika dia masih remaja di New York dan New Jersey.

Baca Juga: Belum Lama Jadian dengan Mahalini, Rizky Febian Bongkar Sifat Kekasihnya: Orangnya...

Pada saat pembunuhan terjadi, sekira pukul 4 pagi waktu sekitar, pria 25 tahun ini baru keluar dari tahanan dengan pengawasan setelah ditangkap pada 6 Januari 2022.

Berdasarkan catatan pengadilan, dia menjadi pelaku perusanan lusinan mesin MetroCard di 3 stasiun kereta bawah tanah Manhattan berbeda antara 8 Desember dan 31 Desember 2021.

Dia mencoba melarikan diri dari tahanan polisi selama penangkapan dengan mendorong pintu van polisi dan kabur setelah polisi menangkapnya di Sixth Avenue dan West 34th Street.

Jaksa mengatakan, Nashh akan didakwa dengan 27 tuduhan kejahatan kriminal dan akan kembali diadili pada 9 Maret 2022.

Baca Juga: Cek Fakta, Benarkah Pandemi Covid-19 Telah Diprediksi dalam Novel Tahun 1981?

Lembar kejahatan yang panjang dari pelaku juga mencakup berbagai kasus.

Termasuk di antaranya adalah kekerasan di Manhattan saat dia dijuluki sebagai 'penggesek transit' karena sejarah kejahatannya di bawah tanah.

Pada 28 September, Nash diduga meninju wajah David Elliot, setelah dia menggesek MetroCard seorang wanita di stasiun kereta bawah tanah Grand Street.

Polisi mengungkapkan Nash mengantam dengan mengatakan akan meninju wajah korban jika menggesek kartu.

Baca Juga: Viral Penjual Tahu Ini Mirip Coach Shin Tae Yong, Warganet Sebut Efek Gagal ke Piala AFF U23

Jaksa menyampaikan bahwa pelaku kemudian dibebaskan atas pengakuannya sendiri.

“Saya sedang menonton berita pada jam 5, dan saya melihat mereka membawanya keluar dari apartemen dan saya berkata, 'Itu orang yang memukul saya!'” ujar David Elliot.

"Dia seharusnya tidak keluar di jalanan, tidak," ujarnya menambahkan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari New York Post.

Lima hari sebelumnya, Nash ditangkap karena menjual gesek MetroCard dan ditemukan dengan K2, atau mariyuana sintetis, di sakunya.

Baca Juga: Pasukan Rusia di Dekat Ukraina Dikabarkan Pindah ke Posisi Menyerang, AS Percaya Invasi Dapat Terjadi

“Bisakah saya mendapatkan K2 saya kembali?” ujarnya seraya bertanya kepada polisi yang menangkapnya sesuai dengan pengaduan.

“Saya suka K2," ujarnya melanjutkan.

Jaksa menyebutkan, dalam kasus tersebut, pelaku kembali dibebaskan setelah mengakui kesalahannya.

Baca Juga: Cek Fakta, Beredar Undangan Interview Diskominfo Jabar, Biaya Rp300 Ribu, Benarkah?

Salah seorang polisi mengibaratkan kasus Nash sebagai contoh sempurna dari teori jendela pecah.

“Jika mereka menahannya untuk sesuatu yang kecil, wanita muda yang cantik ini akan pergi bekerja hari ini," katanya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x