Baca Juga: Prediksi One Piece 1041: Wano Kuni Semakin Kacau, Katakuri Jadi Yonko Baru Gantikan Posisi Big Mom
Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan China tersebut merupakan tindakan intimidasi yang sangat agresif.
Pasalnya, insiden tersebut diketahui bukan terjadi di perairan internasional, melainkan di zona ekonomi eksklusif Australia.
"Saya pikir pemerintah China berharap tidak ada yang berbicara tentang tindakan intimidasi agresif ini," katanya.
"Kami melihat berbagai bentuk tindakan intimidasi di seluruh wilayah dan di banyak bagian dunia," tambahnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 20 Februari 2022.
Baca Juga: Intip Profil dari Girl Grup Baru YG Entertainment yang Debut di Jepang Bulan Maret Mendatang
Departemen Pertahan Australia menyatakan bahwa saat insiden tersebut, kapal Angkatan Laut China sedang berlayar melalui Laut Arafura yang sampai saat ini belum diketahui maksud kehadirannya.
Laut Arafura sendiri terletak di perairan yang merupakan perbatasan antara Australia, Indonesia, dan Papua Nugini.
Seperti diketahui, hubungan antara Australia dan China yang merupakan mitra dagang utama mereka telah memburuk dalam empat tahun terakhir.
Hal tersebut terjadi saat Australia melarang perusahaan teknologi dan komunikasi asal China, Huawei mengembangkan jaringan 5G di negeri kangguru pada 2018 lalu.