Viral Toko Material Dijadikan Tempat Berpelukan, Pemiliknya Sebut Corona Hanya Konspirasi Farmasi

- 16 Mei 2020, 09:20 WIB
TOKO Material Ramsay One Construction di Ventura Country, California melarang penggunaan masker di dalam toko, tapi memperbolehkan berjabat tangan dan berpelukan di dalam toko.*
TOKO Material Ramsay One Construction di Ventura Country, California melarang penggunaan masker di dalam toko, tapi memperbolehkan berjabat tangan dan berpelukan di dalam toko.* /Twitter @davidlparsons/

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah toko material di California, Amerika Serikat mendadak viral sebab sang pemilik toko dengan lantang mengakui bahwa ia tidak percaya dengan adanya pandemi virus corona.

Toko material yang menjual perkakas lantai miliknya dibuka di tengah pandemi. Yang membuat toko ini menjadi viral adalah sejumlah aturan yang diterapkan oleh sang pemilik toko.

Di luar bangunan tokonya, terpampang papan pengumuman dengan tulisan yang cukup besar berupa, "kami buka untuk kebenaran", "penggunaan masker tidak diizinkan", "jabat tangak tidak apa-apa", dan "pelukan itu bagus".

Sebagaimana papan pengumuman yang dipajang di depan toko, sang pemilik yang berpendapat bahwa virus corona hanya sebuah konspirasi industri farmasi yang melarang pengunjungnya menggunakan masker dan berjaga jarak.

Baca Juga: Kabar Baik, 7 Kelurahan di Kota Bekasi Dinyatakan Bebas Virus Corona 

"Tidak ada yang protes seorang pun, orang-orang bahkan datang ke sini untuk berpelukan," kata Ramsay Devereux, pemilik toko material Ramsay One Construction di Ventura Country seperti dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari New York Post.

Ramsay mengatakan bahwa pandemi virus corona yang tengah menjadi perbincangan hangat saat ini adalah fenomena yang tidak masuk di akal.

"Tidak ada yang mengisolasi virus. Tidak ada yang membuktikannya. Anda tidak dapat tertular virus. Itu bahkan tidak mungkin. Ini adalah industri farmasi yang berusaha menghasilkan banyak uang dan membuat vaksin yang beracun," ucapnya.

Kendati Ramsay memiliki kewenangan atas toko yang dia kelola, tapi lambat-laun masyarakat mulai mengunggah keberadaan dan peraturan toko material itu ke media sosial, sehingga banyak masyarakat dari wilayah lain menyoroti toko itu dan memberikan kecaman kepada pemiliknya.

Baca Juga: Kabar Baik, 7 Kelurahan di Kota Bekasi Dinyatakan Bebas Virus Corona 

Mereka menganggap tidak menggunakan masker di tempat umum sangat berbahaya. Covid-19 adalah penyakit yang sangat menular, virus itu menyebar melalui droplet atau tetesan pernapasan di udara.

Para ahli menyebut penggunan masker dapat membantu memperlambat penyebaran virus pada orang lain karena masker dapat menahan droplet yang dikirim ke udara melalui pernapasan, bersin, dan batuk.

"Dan kemudian semuanya pecah," ucapnya setelah toko Ramsay viral di media sosial.

Pekan lalu, TMZ mengunggah sebuah foto dan cerita di Twitter dan Facebook tentang peraturan toko Ramsay yang melanggar aturan pemerintah tentang social distancing.

Baca Juga: Bukan untuk Tutupi Wajah, Media Asing Soroti 'Masker Medis' Raksasa Buatan Indonesia 

Unggahan itu juga dibagikan kembali oleh David Parsons, seorang profesor sejarah Amerika, dia mengatakan bahwa saat ini orang Amerika hidup dalam realitas jenuh media mereka sendiri.

“Semua investigasi lubang kelinci ini telah dilakukan masyarakat. Ini menakutkan bagi saya karena pemerintahan demokrasi malah berantakan (mengatasi pandemi. red). Tetapi lebih sulit ketika negara memiliki populasi yang bahkan tidak menerima kenyataan tentang apa yang sedang terjadi," tutur David.

Sementara itu, Ramsay mengatakan bahwa pascaviral dia kerap kali mendapat email dan panggilan telepon berisi orang marah-marah dan berteriak.

Halaman bisnisnya di internet juga banjir kritikan dan amarah netizen sehingga Ramsay terpaksa harus menutup halaman ulasan bisnisnya.

Baca Juga: Mulai 1 Juli 2020, Netflix, Spotify Hingga Zoom Kena Pajak 10 Persen 

Ramsay juga disebut sebagai "pengelak Covid-19", bukan hanya itu seseorang bahkan mengancam akan membakar toko material miliknya.

"Ini mengguncang saya," kata Ramsay.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x