Khawatir Dampak Serangan Rusia, Muslim Tatar Krimea: Ukraina Tanah Air Kami

- 28 Februari 2022, 20:06 WIB
Ilustrasi Muslim Tatar Krimea, mereka mengkhawatirkan aksi Rusia di Ukraina.
Ilustrasi Muslim Tatar Krimea, mereka mengkhawatirkan aksi Rusia di Ukraina. /REUTERS/Thomas Peter

PR BEKASI – Operasi militer Rusia ke Ukraina atas perintah Vladimir Putin sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu telah menimbulkan kekhawatiran terhadap warga sipil Ukraina terutama kaum minoritas Muslim Tatar Krimea.

Tatar Krimea merupakan kelompok etnis Turki beragama Islam yang tinggal di semenanjung Krimea yang terletak di Laut Hitam.

Kelompok minoritas tersebut saat ini mengkhawatirkan dampak yang ditimbulkan oleh serangan Rusia di Ukraina.

Mereka khawatir akan kembali terusir untuk ketiga kalinya dari Ukraina seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Trailer Aku Bukan Wanita Pilihan 28 Februari 2022: Radit Mulai Curiga, Sikap Cuek Tiara Jadi Penyebabnya

Diketahui, sebelumnya Muslim Tatar Krimea telah dua kali diusir secara paksa dari tanah airnya yakni kawasan Krimea tersebut.

Pengusiran pertama terjadi pada 1944 saat pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin memaksa 180.000 penduduk Tatar Krimea meninggalkan Ukraina dengan kereta ternak ke Uzbekistan.

Hal tersebut disebabkan Joseph Stalin menuduh Muslim Tatar Krimea berpihak pada Nazi dalam Perang Dunia 2.

Pengusiran yang dilakukan Uni Soviet tersebut telah diakui sebagai tindakan genosida oleh sejumlah negara, salah satunya Ukraina yang merupakan tanah air mereka.

Baca Juga: Rose BLACKPINK Positif Covid-19, Sejumlah Kegiatannya di Luar Negeri Harus Batal

Dalam peristiwa itu, diperkirakan setengah dari jumlah itu meninggal dunia baik saat perjalanan menuju Uzbekistan maupun karena penyakit dan kelaparan selama dua tahun mereka di pengasingan.

Dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, semenanjung Krimea menjadi bagian dari Ukraina, dan kaum Tatar Krimea dapat kembali ke tanah air mereka.

Sementara pengusiran kedua terjadi pada 2014 saat Rusia eks Uni Soviet itu merebut Krimea dari Ukraina, peristiwa yang kemudian tidak diakui oleh dunia Internasional

Hal tersebut menyebabkan ribuan kaum Tatar Krimea kembali diusir karena Rusia menuduh mereka sebagai aktivis pro-Ukraina.

Baca Juga: Spoiler Aku Bukan Wanita Pilihan 28 Februari 2022: Tiara Merengek Minta Maaf usai Bohongi Ibunya

Bahkan Rusia juga telah melabeli Majelis Tatar Krimea yang merupakan badan perwakilan kelompok tersebut sebagai kelompok ekstrimis.

Akibatnya, sekira sepuluh persen kaum Tatar Krimea terpaksa pindah dari Krimea ke beberapa kota di dataran Ukraina seperti Kiev dan Kherson.

Erfan Kudusov, seorang warga Tatar Krimea yang baru kembali ke Ukraina pada 1991 lalu menyatakan akan tetap setia dengan Ukraina meskipun Krimea saat ini telah diambil alih Rusia.

Dirinya khawatir jika Rusia menguasai Ukraina, maka mereka tidak akan diberikan kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Bocoran One Piece 1042, Mode Gear 4 Tak Mempan, Kaido Terkejut dengan Wujud Gear 5 Luffy

“Tidak ada kebebasan berpendapat di Rusia, sementara di Ukraina, ada (kebebasan berbendapat).

"Kami khawatir tidak mendapatkan kebebasan berpendapat jika di bawah Rusia,” katanya.

Kamila Yurchenko, warga Tatar Krimea yang bekerja di Badan Administrasi Keagamaan Muslim Ukraina mengatakan mereka merupakan bagian integral dari komunitas Muslim multinasional Ukraina.

"Ukraina adalah tanah air kami, dan kami khawatir apa yang akan terjadi padanya dan apa yang akan terjadi pada kami," kata Yurchenko, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari India Today, Senin, 28 Februari 2022.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x