Bolehkan Aksi Solidaritas Ukraina di Sepak Bola, FIFA dan UEFA Dinilai Tak Peduli Palestina

- 1 Maret 2022, 19:09 WIB
Aksi solidaritas untuk Ukraina dalam ajang sepak bola atas serangan yang dilakukan oleh Rusia dinilai telah memperlihatkan ketidakadilan FIFA dan UEFA yang melarang aksi serupa untuk Palestina atas pendudukan Israel.
Aksi solidaritas untuk Ukraina dalam ajang sepak bola atas serangan yang dilakukan oleh Rusia dinilai telah memperlihatkan ketidakadilan FIFA dan UEFA yang melarang aksi serupa untuk Palestina atas pendudukan Israel. /Kolase foto Instagram REUTERS/Peter Powell dan Twitter/@ultras_antifaa

PR BEKASI – Serangan Rusia ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu memicu munculnya aksi solidaritas terhadap Ukraina dalam berbagai bentuk, salah satunya di sepak bola.

Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, jagat sepak bola dunia dipenuhi dengan aksi solidaritas untuk menghentikan serangan Rusia di Ukraina.

Bahkan, FIFA telah melayangkan hukuman terhadap Rusia dengan melarang tim nasional maupun klub dari negara itu di seluruh ajang sepak bola internasional, sesuatu yang diikuti UEFA.

Akan tetapi tindakan sangar FIFA dan UEFA terhadap Rusia itu tampaknya tidak pernah didapatkan Israel yang sejak lama diketahui melakukan pendudukan dan kekerasan di Palestina.

Baca Juga: Viral Detik-detik Rudal Rusia Serang hingga Tewaskan Warga Ukraina di Kharkiv

Media Palestina yang berbasis di Inggris, Middle East Monitor, menyatakan aksi solidaritas terhadap Ukraina tersebut telah mengungkap kemunafikan dan standar ganda masyarakat internasional.

“Mengapa tim nasional Israel dan klub sepak bolanya diizinkan bermain di turnamen FIFA dan UEFA meskipun ada kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan negara apartheid?” kata Middle East Monitor.

Hal tersebut memperlihatkan FIFA, UEFA, dan mayoritas masyarakat internasional lainnya seakan menutup mata terhadap kekejaman Israel di Palestina.

Aksi itu bahkan dinilai lebih kejam daripada apa yang dilakukan saat ini oleh Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Berikan Donasi dan Pesan Menyentuh untuk Ukraina, Lee Young Ae Banjir Pujian dari Duta Besar Setempat

“Mengapa tim Israel tidak ditangguhkan ketika negara (Israel) menjatuhkan berton-ton bahan peledak ke warga sipil tak bersenjata di Gaza, rumah sakit, sekolah, masjid, kuburan, stadion sepak bola, jaringan listrik dan air, serta infrastruktur telekomunikasi?” katanya.

Padahal, diketahui bahwa FIFA dan UEFA mengklaim bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam situasi politik.

Tak hanya itu, FIFA dan UEFA juga dinilai tebang pilih dalam memberikan sanksi terhadap berbagai aksi solidaritas yang dilakukan dalam pertandingan sepak bola.

Salah satunya adalah selalu memberikan sanksi terhadap suporter maupun pemain yang melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina selama pertandingan.

Baca Juga: Ayah Angelina Sondakh Kecewa Putrinya Terlibat Korupsi Hambalang: Tapi Kamu Tetap Anak yang Saya Kasihi

Salah satu klub yang sering mendapatkan sanksi dari UEFA maupun FIFA adalah raksasa Skotlandia, Celtic.

Meskipun telah beberapa kali dijatuhi sanksi, suporter garis keras mereka, Green Brigade, seakan tidak kapok untuk terus menerus melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina.

Pada 2009 lalu, pesepakbola Mesir, Mohammad Abu Trika, mengangkat bajunya untuk memperlihatkan pesan di pakaian dalamnya.

Pesan "Simpati dengan Gaza" itu ditunjukkannya saat merayakan gol ke gawang Sudan di pertandingan Piala Afrika.  

Baca Juga: Duta Besar Ukraina Ucapkan Terima Kasih pada Lee Young Ae atas Surat dan Donasi yang Diberikannya

Ia kemudian mendapatkan peringatan dari FIFA dan bersikeras bahwa mereka memiliki larangan ketat terhadap pernyataan politik semacam itu.

Namun, situasi terbalik terlihat jika konflik atau serangan mematikan terjadi di negara-negara di benua Eropa, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Midle East Monitor pada Selasa, 1 Maret 2022.

Salah satunya adalah pada saat aksi pengeboman yang terjadi di Paris, Prancis pada 2015 lalu.

Saat itu FIFA dan UEFA secara terang-terangan mendukung aksi solidaritas tersebut dan tidak memberikan hukuman terhadap mereka yang melakukannya.

“Badan olahraga internasional harus meninggalkan kemunafikan semacam itu dan menangani semua situasi politik secara setara agar keadilan dapat ditegakkan,” ujar Middle East Monitor.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x