Kematian Global Capai 400.000 Kasus, Presiden Brasil Dituduh Manipulasi Angka Kematian Virus Corona

- 9 Juni 2020, 19:00 WIB
PEMAKAMAN terbesar di Brasil, Vila Formosa.*
PEMAKAMAN terbesar di Brasil, Vila Formosa.* /Reuters/

PR BEKASI - Presiden Brasil Jair Bolsonaro dituduh memanipulasi data kematian akibat Virus Corona atau Covid-19 oleh para pengkritiknya.

Kritikan itu dilayangkan setelah pemerintahan Jair Bolsonaro untuk pertama kalinya berhenti melaporkan jumlah total kasus kematian dan infeksi Covid-19, namun kemudian merilis data yang simpang siur.

Dikutip dari Telegraph oleh Pikiranrakyat-bekasi.com pada Selasa, 9 Juni 2020 Brasil yang saat ini menjadi pusat baru untuk pandemi Virus Corona, pihak Kementerian Kesehatan di sana masih melakukan serangkaian langkah yang tak biasa dalam menyajikan data-data terkait Covid-19.

Baca Juga: Sosok Edward Calston, yang Patungnya Digulingkan Demonstran Black Lives Matter di Inggris

Padahal, selama ini Kementerian Kesehatan Brasil menjadi sumber utama bagi statistik kasus virus Corona secara nasional.

Hingga saat ini data nasional untuk total kematian akibat Virus Corona di Brasil mencapai 36.455 kasus kematian, total kematian tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Brasil menunda pengumuman jumlah tambahan kasus dan tambahan kematian harian selama 2,5 jam, sebelum pukul 22.00 waktu setempat.

Baca Juga: Laman PPDB SMA di Jabar Masih Bermasalah, Panitia Keluhkan Banyak Kendala

Setelah itu, Kementerian Kesehatan berhenti merilis data total kematian dan total kasus, dengan hanya merilis jumlah kasus baru dan tambahan kematian dalam 24 jam tersebut.

Untuk total kasus, Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan sejauh ini ada 707.412 kasus Virus Corona di negara ini. Angka ini tercatat sebagai total kasus terbanyak kedua setelah AS.

Situasi menjadi semakin kacau pada Minggu, 7 Juni 2020, saat Kementerian Kesehatan merilis dua data berbeda untuk tambahan kematian dalam 24 jam tanpa menunjukkan mana data yang benar.

Baca Juga: Dorce Gamalama Ungkap Keinginan Jadi Sopir di Kediamannya, Raffi Ahmad: Nggak Bisa, Kita Sungkan

Namun baru pada keesokan harinya, Senin, 8 Juni 2020, pihaknya menjelaskan bahwa angka hari sebelumnya telah diperbaiki karena beberapa data yang diberikan oleh pejabat kesehatan negara termasuk duplikat.

Disebutkan juga bahwa pihak kementerian menggunakan metodologi baru, dengan situs baru, di mana korban akan dihitung berdasarkan hari mereka meninggal, bukan berdasarkan hari hasil tes posthumous mengonfirmasi adanya infeksi Covid-19

Namun, perubahan mendapat kecaman keras.

Baca Juga: Kemenhub Terbitkan Aturan Baru, Kapasitas Angkut Tak Lagi Dibatasi 50 Persen

“Memanipulasi jumlah orang mati dalam pandemi adalah kejahatan," kata kolumnis berpengaruh Miriam Leitao di surat kabar Globo.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Telegraph


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x