‘Sammy B’, Bangkai Kapal Perusak Milik Amerika Ditemukan, Jadi Alat Tempur Unggulan saat Perang Dunia II

- 27 Juni 2022, 19:52 WIB
Ilustrasi bangkai kapal.
Ilustrasi bangkai kapal. /Unsplash/Pavel Neznanov/

PR BEKASI - Sammy B, dilaporkan telah ditemukan dan menjadi bangkai kapal perusak milik Amerika Serikat yang ditemukan di laut terdalam.

Sammy B merupakan kapal perusak milik Angkatan Laut Amerika Serikat, yang melibatkan armada Jepang, yang unggul dalam pertempuran laut terbesar saat Perang Dunia II.

Menurut para penjelajah, Sammy B kemudian karam di lautan Filipina dan menjadi kapal yang karam terdalam yang pernah ditemukan.

Dengan sebutan asli USS Samuel B Roberts, kapal perusak ini berhasil diidentifikasi pada Rabu, 22 Juni 2022 dalam keadaan pecah menjadi dua bagian.

Baca Juga: Jelang Pertandingan Persis Solo vs Persita Tangerang Malam Ini, Jacksen F Tiago: Peluang Tipis untuk Lolos

Sammy B ditemukan di lereng pada kedalaman 22.916 kaki (6.985 meter) atau sekira empat mil dari permukaan laut.

Dengan begitu, kapal perusak ini karam pada kedalaman 1.400 kali lebih dalam dari USS Johnston.

USS Johnston merupakan bangkai kapal terdalam, sebelum Sammy B, yang ditemukan tahun lalu di Laut Filipina oleh pendiri Ekspedisi Kelautan Caladan di Dallas, Victor Vescovo.

Victor Vescovo yang juga mantan komandan Angkatan Laut mengaku merasa terhormat bisa menemukan bangkai kapal perusak tersebut.

Baca Juga: Perjalanan Karier Samuel Mulia Sebelum Meninggal, Jurnalis Mode Senior Asal Denpasar

“Kehormatan yang luar biasa untuk menemukan kapal yang sangat terkenal ini,” ujarnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Senin, 27 Juni 2022.

“Dengan melakukan hal tersebut, (artinya) memiliki kesempatan untuk menceritakan kembali kisah kepahlawanan dan tugasnya pada mereka yang belum tahu soal kapal dan pengorbanan para krunya,” katanya melanjutkan.

Sammy B diketahui telah mengambil bagian dalam Pertempuran Samar, fase terakhir dari Pertempuran Teluk Leyte pada Oktober 1944.

Saat itu, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mengalami kerugian kapal terbesar dan gagal mengusir pasukan AS dari Leyte, yang menginvasi mereka sebagai bagian dari aksi pembebasan Filipina.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni 2022, Download Gratis Cocok Dibagikan ke Saudara via WA

Sejarah mencatat, kapal perusak melumpuhkan kapal penjelajah milik Jepang dengan menggunakan torpedo.

Secara signifikan, serang tersebut telah merusak yang lainnya.

Setelah menghabiskan nyaris semua amunisinya, kapal perusak itu dihantam secara habis-habisan oleh kapal perang utama Yamato tenggelam beserta dengan awak kapalnya.

Tercatat, dari 224 kru kapal, 89 tewas, 120 berhasil diselamatkan, termasuk Kapten Lt Cmdr Robert W Copeland.

Baca Juga: Loker PT Philips Industries Batam Sedang Membutuhkan Pekerja Lulusan S1, Cek Posisi yang Dibutuhkan

Dari kesaksian Copeland, yang disampaikan oleh Samuel J Cox, seorang veteran laksamana dan sejarawan Angkatan Laut, menyatakan bahwa suatu kehormatan dapat memimpin orang-orang yang memiliki jiwa berani luar biasa.

Copeland mengatakan, saat itu para kru pergi berperang dalam keadaan melawan rintangan luar biasa, di mana harapan untuk hidup sangat minim.

“Situ ini (tempat bangkai kapal perusak ditemukan) merupakan kuburan perang yang disucikan dan berfungsi sebagai pengingat bagi warga Amerika, ada harga yang sangat mahal yang dibayar generasi sebelumnya demi kebebasan kita hari ini,” ujar Cox.

Para penjelajah mengatakan bahwa pencarian bangkai kapal Sammy B ini melibatkan sonar pemindaian samping terdalam, yang pernah dipasang pada kapal selam, jauh melampaui batasan komersial standar, yakni 19.968 kaki.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x