PR BEKASI - Air laut di Kepulauan Faroe Islandia mendadak berubah warna menjadi merah darah diakibatkan lebih dari 250 paus dibantai oleh para nelayan setempat.
Pembantaian mamalia laut itu diketahui merupakan tradisi tahunan yang telah berlangsung selama 1.000 tahun di sana.
Dan itu masih berlanjut hingga saat ini, meski ada kecaman dari kelompok aktivis hewan.
Baca Juga: Viral, Perempuan di Tasikmalaya Hamil 1 Jam Langsung Melahirkan
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Star Senin, 20 Juli 2020 Paus itu dibantai dalam ritual tahunan 'Grindadrap', sebuah tradisi di desa Hvalba, Kepulauan Faroe Islandia.
Tradisi kontroversial itu terjadi setelah perburuan pertama tahun ini.
Paus pilot yang berenang melalui pantai pulau-pulau terpencil di lepas pantai Islandia dikepung oleh kapal-kapal nelayan.
Baca Juga: Dubes Tiongkok Sangkal Rekaman Umat Muslim Uighur Diikat dan Dipaksa Naik Kereta di Xianjiang
Mereka lalu digiring menuju perairan dangkal di dekat pantai untuk kemudian dipotong-potong.
Juru kampanye organisasi nirlaba pelestarian laut, Sea Shepherd mengecam 'praktik biadab' tersebut.