Warga Kabupaten Bekasi Terancam Didenda Rp100.000 hingga Rp1 Juta Jika Tolak Vaksinasi Covid-19

11 Januari 2021, 20:58 WIB
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyegel objek wisata Waterboom Lippo Cikarang pada hari pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. /ANTARA/Pradita Kurniawan Syah/

PR BEKASI - Warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terancam sanksi denda jika menolak untuk divaksin Covid-19.

Hal tersebut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bekasi Nomor 8 Tahun 2020 yang disahkan di akhir Desember lalu.

Selain itu menurut Ketua DPRD Kabupaten Bekasi B.N. Holik Qodratulloh, tidak ada alasan menolak program vaksinasi yang akan diselenggarakan.

"Tidak ada alasan menolak divaksin, apalagi Badan POM juga sudah mengesahkan izin penggunaan darurat vaksin salah satu perusahaan produsen vaksin COVID-19," kata Holik di Cikarang, Senin, 11 Januari 2021, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Holik menyebutkan salah satu muatan Perda 8/2020 mengatur pengenaan sanksi administratif terhadap pelanggaran pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka penanganan dan penanggulangan Covid-19.

Baca Juga: Sah! Izin Penggunaan Darurat Telah Dikeluarkan BPOM , Kini Vaksin Sinovac Aman dan Siap Digunakan

Denda yang dikenakan bervariasi dari Rp100.000 hingga Rp1 juta.

"Di bab sanksi itu dijelaskan bagi penolak vaksin dikenai denda sebesar Rp100 ribu untuk perorangan dan Rp1 juta bagi korporasi atau lembaga," katanya.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi Rusdi Haryadi meminta masyarakat untuk mematuhi kebijakan yang tertuang dalam peraturan daerah tersebut agar penyebaran virus corona dapat dikendalikan.

"Sampai kapan pun lini kehidupan ini tidak akan berjalan normal selagi tren peningkatan kasus terus meningkat di Kabupaten Bekasi. Vaksinasi merupakan solusi dari persoalan ini. Oleh sebab itu, saya mengajak masyarakat untuk mau divaksin. Saya sebagai pejabat negara juga siap untuk divaksin," katanya.

Baca Juga: Sebut Blusukan Risma ke KPK Tidak Cukup, HNW: Fokus dan Serius Perbaiki

Rusdi juga meminta pemerintah daerah segera membuat aturan turunan berupa Peraturan Bupati (Perbup) Bekasi agar memiliki kekuatan hukum.

"Dalam penegakannya nanti perlu dibuat aturan turunannya berupa perbup agar lebih detail dan spesifik," ucapnya.

Ia menyatakan bahwa penegak hukum bisa saja menerapkan sanksi lebih berat kepada pelanggaran kebijakan yang dimaksud mengingat sanksi yang diberlakukan di Perda 8/2020 relatif ringan.

"Dalam penegakannya nanti, tinggal penegak hukum mau memakai aturan perbup atau tidak. Bisa saja nanti malah memakai Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan atau UU Wabah Penyakit Menular. Kalau pakai undang-undang itu, bisa saja kena sanksi pidana," katanya.

Baca Juga: Ramalan 4 Zodiak Minggu Kedua Januari, Scorpio Hubungan Terjalin dengan Baik

Sebelumnya menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti  bahwa Kabupaten Bekasi mendapat jatah 487.882 dosis vaksin dalam vaksinasi Covid-19 tahap pertama dan menjadikan warga dengan kategori berisiko tinggi sebagai sasaran prioritas vaksinasi.

Pemerintah Kabupaten, menurut dia, sudah menyiapkan 44 puskesmas serta fasilitas kesehatan lain termasuk klinik dan rumah sakit untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler