Berbeda dengan Madsufi, Umar mengaku pihaknya sendiri yang mengajukan setelah mendapat informasi dari salah seorang anggota DPRD Jawa Barat. “Kebetulan ini juga cabang dari Manonjaya yang di Tasik, punyanya Pak Wagub (Uu Ruhzanul Ulum),” ucap dia.
Kendati begitu, dia tidak mengetahui kapan bantuan akan sampai. Padahal, seharusnya anggaran tidak diberikan di akhir tahun. “Kalau akhir tahun kan harus langsung dipakai, padahal buat ngebangun aja butuh waktu,” ucap dia.
Miftahul Huda juga memeroleh bantuan sebesar Rp 300 juta. Rencananya digunakan untuk membangun ruang belajar baru bagi para santri. “Istilahnya kobong, jadi ada buat belajarnya, ada buat istirahatnya. Tapi belum tahu kapan bantuannya datang,” ucap dia.