Heran Isu Kudeta Partai Demokrat Malah Dikaitkan dengan Jokowi, Guntur Romli: Ini Pansos atau Licik?

2 Februari 2021, 14:28 WIB
Mohamad Guntur Romli angkat bicara soal isu kudeta Partai Demokrat. /Instagram.com/@gunromli

PR BEKASI - Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Mohamad Guntur Romli turut mengomentari terkait isu kudeta Partai Demokrat yang ingin mengambil alih paksa kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Mohamad Guntur Romli pun merasa heran karena isu tersebut turut menyeret nama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mohamad Guntur Romli lantas mempertanyakan apakah isu tersebut dibuat hanya untuk panjat sosial (pansos) semata.

Baca Juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Mardani Ali Sera: Jika Benar, Buruk Sekali Citra Pak Jokowi

"Gosip-gosip politik dan konflik internal di Demokrat, tapi dikait-kaitkan dengan Presiden Jokowi, ini pansos atau licik?," kata Mohamad Guntur Romli, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @GunRomli, Selasa, 2 Februari 2021.

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengatakan, keluhan kader partai itu hal yang biasa, tapi jangan lantas menuduh bahwa itu adalah tindakan kudeta.

"Dalam demokrasi, gerundelan orang itu biasa, apalagi keluhan kader, kalau itu langsung dituduh mau kudeta bla bla ini namanya menutup perbedaan," kata Guntur Romli.

Baca Juga: Klaim Miliki Bukti Kader Demokrat Bertemu Moeldoko, Herman Khaeron: Jangan Menambah Masalah dengan Berbohong

Menurutnya, tindakan AHY yang langsung mengumumkan adanya gerakan kudeta, tidak hanya menunjukkan karakter baper tapi juga berpotensi menjadi orang tiran.

"Ini bukan cuma karakter baper tapi potensi jadi orang tiran. Demokrat tanpa orang demokrat," ujar Guntur Romli.

Guntur Romli mengatakan, seharusnya tindakan kudeta itu berasal dari dalam, bukan malah menuduh orang-orang yang sudah mantan apalagi orang luar.

Baca Juga: AHY Bongkar Upaya Makar di Tubuh Demokrat, Pengamat: Otak Pelakunya Tak Pantas Jadi Pemimpin Negeri

"Pakai istilah kudeta, tapi yang disebut orang-orang yang sudah mantan dan orang luar, padahal kudeta mestinya dari dalam. Meski bisa jadi pakai tangan luar, misalnya dulu kudeta pakai KPK, kalau gosip kudeta sekarang ini gimana? Jangan-jangan produk halu orang sakau nyabu," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga telah mengklarifikasi isu kudeta tersebut dan dengan tegas membantahnya.

Moeldoko bahkan meminta agar publik tak mengait-ngaitkan isu tersebut dengan Presiden Jokowi, karena isu tersebut adalah urusan pribadinya.

Baca Juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko Beri Pesan ke AHY: Jadi Pemimpin Harus Kuat, Jangan Baperan!

"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," tuturnya.

Moeldoko lantas mengakui bahwa beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ke kediamannya, dan sebagai mantan Panglima TNI, dia selalu terbuka kepada siapa pun yang ingin bertemu, tanpa memberikan batas.

Meski tidak menyebut siapa yang datang ke kediamannya, tapi diduga pihak yang sempat datang menemuinya itu merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai pelaku gerakan kudeta tersebut.

Baca Juga: Soroti Kasus Cuitan Abu Janda, Sahroni: Dia Pasti Punya Backing Orang Kuat di Belakangnya

Moeldoko lantas memberikan saran kepada AHY bahwa sebagai seorang pemimpin seseorang harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.

"Berikutnya saran saya. Menjadi seorang pemimpin harus kuat, jangan mudah 'baperan', mudah terombang-ambing, dan seterusnya," kata Moeldoko.

Terakhir, Moeldoko menegaskan bahwa jika benar ada kudeta di Partai Demokrat, itu pasti dari pihak dalam bukan dari pihak luar.

Baca Juga: Ikut Terseret Isu Kudeta Partai Demokrat, Mahfud MD: Terpikir Saja Tidak, Apalagi Merestui

"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi kemana-mana ya diborgol aja kali ya. Selanjutnya kalau ada istilah kudeta, kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," ujar Moeldoko.***


Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler