PR BEKASI – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyoroti kabar tak masuknya Indonesia dalam daftar kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris.
Dikabarkan bahwa Kamala Harris akan melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Asia Tenggara pada Agustus 2021 ini.
Kamala Harris dijadwalkan mengunjungi Singapura dan Vietnam pada pekan depan.
Terkait tak masuknya Indonesia dalam kunjungan Kamala Harris, Fadli Zon merasa aneh.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu lewat akun Twitternya.
“Cukup aneh, RI tak masuk daftar kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Asia Tenggara,” kata Fadli Zon sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya, Kamis, 5 Agustus 2021.
Fadli Zon membuat dugaan terkait alasan tidak memasukan Indonesia dalam daftar kunjungan Wakil Presiden AS itu.
Fadli Zon menyampaikan apakah AS merasa takut dengan masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia.
Atau karena Indonesia sudah tidak dianggap penting lagi di kawasan Asia Tenggara.
Pasalnya semasa kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Tepatnya pada 2017, Indonesia pernah menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang dikunjungi oleh Wakil Presiden AS, Mike Pierce.
Maka tak heran jika Fadli Zon merasa heran dengan tak dimasukkannya Indonesia dalam kunjungan AS kali ini.
“Apakah mereka takut masuk karena Covid-19 yang masih tinggi, atau RI tak dianggap penting lagi oleh Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara?” kata Fadli Zon.
Baca Juga: Pengacara Sulit Temui Munarman, Fadli Zon: Kasus Tak Layak Diperpanjang
Sebagai informasi, dikutip dari covid-19.id, hingga 4 Agustus 2021, total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 3.532.567 orang dengan pasien sembuh berjumlah 2.907.920 dan kematian sebanyak 100.696.
Sementara, berdasarkan keterangan Gedung Putih, kunjungan Kamala Harris dilakukan untuk mempererat hubungan dengan Singapura dan Vietnam di kawasan Asia Tenggara yang juga menjadi mitra penting bagi As di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, Kamala Harris diperkirakan akan kembali menegaskan penolakan AS atas klaim China di Laut China Selatan.***