BKKBN Meluncurkan Program Bapak Asuh Anak Stunting dengan Menerapkan Tugas Gotong Royong

27 Juni 2022, 16:53 WIB
Ilustrasi gotong royong mempersiapkan asupan gizi anak stunting. /Pexels/Yaroslav Shuraev

 

PR BEKASI – Membangun kesadaran pada masyarakat tentang pencegahan kekerdilan pada anak (stunting) menjadi tujuan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Tujuan tersebut disampaikan oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada Senin, 27 Juni 2022.

Adapun cara membangun kesadaran masyarakat tersebut melalui penekanan asas gotong royong dalam program Bapak Asuh Anak Stunting sesuai arahan Presiden.

Hasto juga menegaskan bahwa stunting merupakan masalah seluruh lapisan masyarakat, penanganan stunting dibangun secara kuat dan erat dengan antar pihak melalui kerjasama pentahelix agar berhasil.

Baca Juga: 3 Bulan Dinikahi Hyun Bin, Son Ye Jin Umumkan Kabar Kehamilan Pertamanya

Program Bapak Asuh Anak Stunting ini akan menerapkan tugas gotong royong pada ayah yang menjadi bapak asuh.

Selain itu, Kepala BKKBN menuturkan, sebagai wujud dalam peningkatan nutrisi gizi anak-anak yang terkena stunting, akan ada dana pendampingan melalui makanan sehat yang akan dibuat oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Dapat diketahui bahwa persebaran stunting di Indonesia tidak merata, dengan adanya program Bapak Asuh Anak Stunting ini dapat menguatkan pengawalan pada gizi anak-anak.

Terutama untuk provinsi yang masuk dalam kategori merah atau memiliki angka prevalensi anak stunting yang tinggi seperti di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman ANTARA.

Baca Juga: Info Loker Juni 2022 Riau: Philips Industries Cari Process Engineer Minimal Lulusan S1, Ini Cara Daftarnya!

“Sekarang ini kondisi angka stunting kita 24,4 persen. Kita tahu bahwa di Indonesia ini ada hampir 23 juta balita, setiap tahun saja yang melahirkan sekitar 4,8 juta. Kalau kita biarkan, tidak ada penurunan, maka setiap tahunnya bisa lahir 1,2 juta bayi stunting,” ujar Hasto.

Kepala BKKBN pun menegaskan bahwa merencanakan kehamilan sangat penting bagi keluarga sebagai upaya untuk mencegah terjadinya stunting serta kematian ibu dan bayi.

Hal lain yang harus diperhatikan para keluarga di antaranya rumah layak huni yang baik dan bersih, kamar mandi, sanitasi, dan air bersih.

Sebelumnya Dwi Listyawardani sebagai Koordinator Bapak Asuh Anak Stunting BKKBN menuturkan bahwa program Bapak Asuh Anak Stunting akan berbasis teknologi melalui sebuah aplikasi perangkat lunak yang akan diluncurkan pada puncak Hari Keluarga Nasional ke-29.

Baca Juga: Kementan Usulkan Anggaran Rp4,6 Triliun untuk Penanganan PMK, 58.275 Ekor Hewan Ternak Telah Divaksinasi

Peluncuran tersebut akan dilaksanakan pada 7 Juli 2022 di Medan, Sumatera Utara, sebagai kota percontohan pertama untuk program Bapak Asuh Anak Stunting.

Konsep dari program Bapak Asuh Anak Stunting yaitu dengan mengajak para donatur untuk membantu anak asuhnya yang berasal dari keluarga tidak mampu dan terkena stunting.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com, prioritas bagi anak asuh stunting ini adalah anak bayi di bawah usia dua tahun, kebutuhan biaya sebesar Rp500.000 per bulannya akan dikontribusikan bapak asuh untuk anak asuhnya.

Sehingga dapat dikatakan anak asuh akan menerima asupan gizi senilai Rp15.000 tiap harinya untuk tiga kali makan selama 1 bulan dan Rp50.000 akan diberikan untuk kader pendamping.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler