PR BEKASI - Presiden Filipina Bongbong Marcos melakukan kunjungan ke Indonesia dan disambut hangat oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Belum lama ini, Jokowi tampak disibukkan dengan acara resmi pertemua bilateral dengan Filipina.
Deretan pejabat juga ikut melakukan penyambutan tamu istimewa ini bersama Jokowi, termasuk Sandiaga Uno.
Melalui unggahan di Instagram-nya, Sandiaga Uno mengatakan baru saja menemani Jokowi menerima kunjungan Presiden Filipina.
"Hari ini saya mendampingi Bapak Presiden @jokowi di Istana Bogor dalam rangka Kunjungan Kenegaraan Presiden Filipina, Mr. H.E. Ferdinand Bongbong Romualdez Marcos Jr (@bongbongmarcos)," tulis Sandiaga Uno.
Dia menyampaikan bahwa terjalinnya ikatan antarnegara sangat perlu dilakukan dengan baik.
"Pertemuan bilateral ini harus selalu kita jaga," ucapnya, dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Instagram @sandiuno, pada Selasa, 6 September 2022.
Dia menunjukkan adanya kesepakatan bilateral yang dibentuk untuk potensi ekonomi negara yang lebih baik di masa depan.
Baca Juga: Kunjungi Desa Wisata Tepus, Sandiaga Uno Temukan Patung yang Mirip dengannya: Saya Foto Sama Siapa
"Kali ini kami menjalin kolaborasi penandatanganan kerja sama untuk pengembangan dan promosi ekonomi kreatif Indonesia demi mewujudkan 4,4 juta lapangan kerja sampai tahun 2024," ujarnya.
Suami Nur Asia ini menegaskan bahwa terjalinnya kerja sama dalam hal pengembangan negara perlu dilakukan secara besar-besaran.
"Kita lebarkan sayap buka kolaborasi seluas-luasnya," tegasnya.
Dia juga menerangkan bahwa tujuan dari kolaborasi ini tidak lain adalah untuk meningkatkan edukasi ekonomi bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga: Jelaskan Pentingnya UMKM, Sandiaga Uno Beri Apresiasi: Senang Sekali
"Tujuan kami sama, ingin membangun pariwisata dan ekonomi yang berkelanjutan, transfer pengetahuan di bidang ekraf," terangnya.
Dia menuturkan bahwa ekonomi Indonesia tidak memiliki batasan kreativitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Dan tentunya memperkuat hubungan kemitraan ekonomi kreatif, yang tidak terbatas pada pemerintah, industri, dan akademisi," tururnya.***