Gugus Tugas Ingatkan Ancaman Covid-19 Di Yogyakarta Masih Tinggi: Lebih Banyak Berasal dari Luar

23 Juni 2020, 10:39 WIB
BATUAN Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, disemprot disinfektan Selasa, 17 Maret 2020, untuk mencegah Covid-19.* /ANTARA/ANTARA FOTO

PR BEKASI - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta mengingatkan ancaman penularan virus corona di kota tersebut masih tinggi meskipun perkembangan kasus di wilayah itu cenderung landai dan lebih banyak berasal dari kontak luar daerah.

“Jika dilihat dalam periode sepekan, maka pasien yang dirawat di rumah sakit di Yogyakarta berada di bawah angka 10 orang. Tetapi potensi penularan masih ada. Ini yang perlu diingat,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta seperti dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara Selasa, 23 Juni 2020.

Menurut dia, potensi penularan yang cukup tinggi terjadi karena masih banyak orang yang sedang bepergian ke luar daerah untuk kemudian kembali ke Yogyakarta.

Baca Juga: Pasar Masih Khawatir Gelombang Kedua Virus Corona, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Kompak Melemah

“Mobilitas warga di Yogyakarta cukup tinggi sehingga ancaman akan terus ada,” ujarnya.

Hingga Senin, 22 Juni 2020 jumlah kasus positif Covid-19 di Yogyakarta tercatat sebanyak 10 pasien yang masih dirawat.

Delapan di antaranya memiliki riwayat kontak luar kota yaitu dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Madura, dan Sukabumi sedangkan dua lainnya belum diketahui secara pasti riwayat penularannya.

Baca Juga: Kemendikbud Tegaskan Tak Ada Rencana Peleburan Mata Pelajaran Agama dengan Pelajaran PPKN

Selain itu, tes cepat (rapid test) yang dilakukan belum cukup banyak, baru mencapai 4.200 warga dengan hasil reaktif yang kecil dan sekitar 300 uji usap (swab).

“Artinya, hampir semua warga yang mengikuti rapid test memiliki hasil non reaktif. Hasil ini harus dibaca dengan cara yang lain yaitu sebagian besar warga di Kota Yogyakarta belum memiliki imunitas terhadap virus corona. Yang baik adalah jika hasil rapid test reaktif tetapi uji usap negatif sehingga masyarakat sudah memiliki kekebalan selama beberapa waktu ke depan,” imbuhnya.

Meski demikian, Kota Yogyakarta sudah mampu menunjukkan kemampuan untuk tidak masuk dalam kategori zona merah dan selama ini bergantian antara zona kuning dan hijau.

Baca Juga: Mantan Polisi AS Pembunuh George Floyd Diusir Ketika Belanja, Warga: Apakah Anda Menyesal?

Oleh karena itu, Heroe menyatakan jika tidak tegas dalam menjalankan protokol pencegahan Covid-19, maka bisa berakibat persebaran kasus akan semakin luas.

Dirinya meminta masyarakat tetap disiplin terhadap protokol kesehatan dan jangan sekali-kali beranggapan bahwa kondisi di Kota Yogyakarta sudah kembali normal sehingga masyarakat bisa beraktivitas seolah-olah sudah terlepas dari ancaman penularan virus corona.

“Satu-satunya cara pencegahan yang paling baik adalah semua orang, semua tempat, dimanapun dan kapanpun harus menjalankan semua protokol pencegahan Covid-19. Pakai masker, selalu cuci tangan, jaga jarak sehingga diharapkan bisa menekan kasus dan mudah-mudahan bisa hilang,” tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler