Indonesia Dikabarkan Akan Alami Resesi Ekonomi, Mahfud MD: Resesi Bukan Krisis, Tidak Berbahaya

30 Agustus 2020, 22:02 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD /

 

PR BEKASI - Isu resesi ekonomi memang semakin santer terdengar saat ini. Hal itu diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum juga usai.

Bukan hanya di Indonesia, bahkan beberapa negara diketahui telah memasuki jurang resesi. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negara yang semakin menurun akibat krisis COVID-19.

Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menkopolhukam) Mahfud MD, Indonesia akan dilanda resesi pada September 2020 mendatang.

Baca Juga: Dikenal Miliki Kekayaan Melimpah, Berikut Aset dan Usaha Milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Namun, dirinya mengklaim bahwa terjadinya resesi tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi.

"Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," kata Mahfud saat memberikan sambutan dalam acara Temu Seniman dan Budayawan Yogya di Warung Bu Ageng, Jl Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Sabtu 29 Agustus 2020, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Mahfud MD juga mengatakan, resesi ekonomi bukanlah sesuatu yang berbahaya bagi Indonesia sekarang ini.

Baca Juga: Awal Perjalanan 'RANS' Entertainment, Nama yang Kini Terpampang di Badan Pesawat Garuda Indonesia

"Resesi itu teknis sebenarnya, tidak berbahaya, aman. Karena resesi itu artinya pertumbuhan ekonomi itu minus atau dibawah satu, selama dua kuartal berturut-turut," ujar Mahfud MD.

Menurut Mahfud MD, sistem ekonomi kerakyatan Indonesia mampu menanggulangi resesi.

Mahfud MD sekali lagi menegaskan bahwa resesi itu bukan krisis, resesi berbeda dengan krisis.

Karena Indonesia memiliki bahan-bahan lokal yang bisa digunakan untuk ekonomi rakyat, sehingga menurutnya kehidupan ekonomi rakyat bisa dinormalkan kembali. Maka, resesi yang terjadi tidak akan menimbulkan krisis.

Baca Juga: Ada Logo 'RANS' Milik Raffi Ahmad di Badan Pesawat Indonesia, Dirut: Ini Bentuk Apresiasi Kami

Mahfud MD juga turut menyoroti penanggulangan COVID-19 yang diduga akan memengaruhi Indonesia di masa depan. Dia melihat masih banyak warga Indonesia yang masih abai pada protokol kesehatan.

Menurutnya, imbauan pemerintah dalam masa adaptasi normal baru dinilai kurang efektif. Karena saat ini banyak masyarakat yang tidak mengenakan masker, dan berkerumun seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Padahal, COVID-19 sangat membahayakan kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga telah menyatakan bahwa Indonesia tidak dapat menghindari resesi ekonomi, lantaran pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga masih diperkirakan negatif.

Baca Juga: India Pecahkan Rekor Penambahan Jumlah Kasus COVID-19 Tertinggi dalam Sehari

Menurutnya, outlook pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga adalah nol hingga negatif 2 persen. Sedangkan untuk seluruhnya tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah antara minus 1,1 hingga positif 0,2 persen.

Sri Mulyanii juga mengatakan, kunci resesi sekarang berada pada tingkat konsumsi dan investasi. Sebab, bilamana dua elemen itu masih berada di zona negatif, meskipun pemerintah telah mengerahkan belanjanya, akan sulit bagi perekonomian Indonesia untuk masuk dalam zona nol persen di tahun 2020.

Untuk itu Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah akan mengerahkan semua instrumen yang ada demi mengembalikan keyakinan berkonsumsi dan berinvestasi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler