Hersubeno Arief Tanggapi Soal Febri Diansyah yang Sebut Isu Taliban Kembali Terpa Novel Baswedan

- 27 Januari 2021, 16:01 WIB
Hersubeno Arief.
Hersubeno Arief. /Youtube/Hersubeo Point

PR BEKASI - Jurnalis dan pengamat politik Hersubeno Arief menyampaikan bahwa ada tanda-tanda kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menerima serangan terhadap para penyidiknya, terutama penyidik seniornya.

Hersubeno Arief menjelaskan, mereka yang terkena serangan adalah para penyidik yang diketuai oleh penyidik senior Novel Baswedan.

Dikatakan Hersubeno Arief bahwa cara yang digunakan untuk menyerang Novel Baswedan dan kawan-kawan yakni, adanya polisi Taliban di KPK.

Baca Juga: Soal Nitha Thalia Mau Jadi Istri Kedua, Begini Tanggapan Raffi Ahmad

"Jadi polisi Taliban ini dicitrakan sebagai kelompok radikal," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube Hersubeno Point pada Rabu, 27 Januari 2021.

Maksud dari kelompok radikal adalah kelompok yang sangat religius tetapi radikal dan sangat gigih, serta bersungguh-sungguh menyelidiki kasus besar yang berkaitan dengan korupsi di kalangan pejabat dan petinggi partai.

Hersubeno mengungkapkan kalau hampir semua kasus besar yang sekarang disaksikan, disebut-sebut tidak terlepas dari para penyidik yang dikomandoi oleh Novel Baswedan.

Baca Juga: Sesar Lembang Dipantau sejak 1963, BMKG: Tidak Ada yang Tahu Kapan Gempa Besar Akan Terjadi

"Makanya kemudian mereka ini disebut-sebut sebagai kelompok Taliban. Ini tentu saja isu untuk mendiskreditkan mereka sebagai kelompok radikal," ucapnya.

Dia mencatat bahwa yang mengendus adanya serangan kembali terhadap Novel Baswedan itu adalah bukan orang sembarangan.

Sosok itu adalah Febri Diansyah, juru bicara KPK yang kemudian mengundurkan diri.

Baca Juga: Ambroncius Nababan Jadi Tersangka, Benny Harman: Ini Contoh Adanya Keadilan dalam Penegakan Hukum

Febri mengundurkan diri bersamaan dengan revisi Undang-Undang KPK, dan kemudian terpilihnya Komisaris Jenderal Firli Bahuri sebagai Ketua KPK dan Komisioner.

"Febri mengakui dia iseng-iseng mengamati mention di Twitter," ucap Hersubeno.

Diungkapkan Hersubeno bahwa hasil dari pengamatan Febri ini diketahui isu Taliban dimunculkan kembali.

Baca Juga: Ngeri! Setiap 7.7 Detik Muncul Kasus Baru, Covid-19 di Dunia Tembus 100 Juta Kasus

Kemudian isu tersebut ditengarai dimunculkan berkaitan dengan penyidikan korupsi bansos yang saat ini tengah ditangani oleh KPK.

"Febri mempertanyakan apakah jualan isu Taliban ini masih laku, tanyanya ditambahi dengan emoticon senyum malu-malu," ujar Hersubeno.

Dikutip Hersubeno dari perkataan Febri di Twitternya, bahwa Febri menduga isu itu dikaitkan dengan penyidik yang tengah menangani kasus korupsi besar misalnya benur di Kelautan dan bansos di Kemensos.

Baca Juga: Masih Khawatir Picu Kekerasan, Youtube Perpanjang Blokir Akun Donald Trump

"Cuitan dari Febri Diansyah ini langsung ditanggapi oleh Novel Baswedan melalui akun Twitter-nya. Dia menyatakan kalau isu Taliban ini adalah lagu lama. Seorang netizen juga langsung menyambar isu ini," katanya.

Hersubeno mengatakan kalau netizen itu menyatakan bahwa polanya ternyata seperti itu.

"Ketika KPK diserang dengan isu radikal radikul atau Taliban, itu artinya sedang ada misi yang dijalankan oleh koruptor dan antek-antek buzzer rp. Tahun 2019 mereka gencar saat akan merevisi UU KPK," ucap Hersubeno.

Baca Juga: Dukung Terobosan Kapolri Listyo Sigit, Ganjar Pranowo: SDM Polri yang Selama Ini Sudah Cukup Elegan

Diduga sang netizen kalau sekarang isu tersebut diangkat kembali, berarti sedang ada kasus korupsi besar.

Hersubeno kemudian menceritakan profil dari Febri Diansyah yang sebelumnya adalah aktivis anti korupsi.

Febri Diansyah, dijelaskan Hersubeno, sebelum bergabung di KPK dia adalah salah satu penggiat di Indonesia Coruption Watch, dan kemudian bergabung di KPK menjadi juru bicara.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 27 Januari: Aldebaran Peluk Andin, Minta untuk Pulang ke Rumahnya

Dia memastikan kalau Febri sangat paham mengenai isu-isu yang berkaitan dengan korupsi, serta permainan yang ada di dalamnya ketika KPK sedang menyelidiki kasus-kasus besar.

"Dia juga sangat paham ada konstelasi di dalam tubuh KPK seperti apa. Kita tahu kemarin ada isu-isu, satu isu kelompok Taliban, dan satu lagi ada polisi India." kata Hersubeno.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Youtube Hersubeno Point


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x