Soroti Isu Kudeta Partai Demokrat, Guntur Romli: Ini Bukan Cuma Karakter Baper tapi Potensi Jadi Orang Tiran

- 2 Februari 2021, 15:15 WIB
Aktivis Mohamad Guntur Romli tanggapi isu kudeta partai demokrat.
Aktivis Mohamad Guntur Romli tanggapi isu kudeta partai demokrat. /Instagram.com/@gunromli

 

PR BEKASI – Aktivis Mohamad Guntur Romli ikut menanggapi isu kudeta atau pengambilan paksa kepemimpinan Partai Demokrat. 

Guntur Romli merasa heran dengan isu politik di internal Partai Demokrat tapi dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Guntur Romli pun mempertanyakan apakah isu ini dalam rangka pansos atau licik.

“Gosip-gosip politik dan konflik internal di Demokrat, tapi dikait-kaitkan dengan Presiden Jokowi, ini Pansos atau Licik?,” kata Guntur Romli dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @GunRomli, Selasa, 2 Februari 2021. 

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Alat Suntik Vaksin Covid-19 Kamala Harris Ketahuan Bisa Dilipat, Ini Faktanya

Menurutnya, dalam demokrasi keluhan dari seorang kader adalah hal biasa. Akan tetapi kalau langsung menuduh ada kudeta artinya menutup perbedaan. 

“Dalam demokrasi, gerundelan orang itu biasa, apalagi keluhan kader, klau itu langsung dituduh mau kudeta bla bla ini namanya menutup perbedaan,” ucap Guntur Romli.

Lanjutnya, sikap yang ditunjukan petinggi Partai Demokrat tersebut merupakan karakter bawa perasaan (baper). 

Baca Juga: Ajak Komisi Internasional Kecam Kudeta Militer Myanmar, Joe Biden Ancam Berlakukan Sanksi Berat

Ia pun mengirimkan nada sindiran terhadap kondisi Pantai Demokrat saat ini.

“Ini bukan cuma karakter baper tapi potensi jadi orang tiran. Demokrat tanpa orang demokrat,” ujar Gun Romli.

Ia juga menilai bahwa istilah kudeta tidak tepat karena disebutkan orang-orang yang hendak mengambil alih paksa partai dari pihak luar. 

Menurutnya, apabila dilakukan oleh orang dalam maka dapat disebut kudeta. 

Baca Juga: Perhatikan Kondisi WNI di Myanmar, Kemlu RI Imbau Tetap Waspada dan Hindari Keluar Rumah

Ia juga mempertanyakan isu kudeta yang terjadi saat ini di tubuh Partai Demokrat. 

“Pake istilah kudeta, tapi yang disebut orang-orang yang sudah mantan dan orang luar, padahal kudeta mestinya dari dalam, meski bisa jadi pake tangan luar, misalnya dulu kudeta pake KPK, kalau gosip kudeta sekarang ini gimana?,” tutur Guntur Romli.

“Jangan-jangan produk halu orang sakau nyabu,” katanya.

Baca Juga: Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Israel Akan Kirim 5.000 Dosis ke Palestina

Sebelumnya dalam keterangan persnya, Senin, 1 Februari 2021, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan ada gerakan yan mencoba mengambil alih kepemimpinan secara paksa. 

AHY menegaskan mendapatkan informasi ini dari sejumlah kader Demokrat dari pusat, daerah maupun cabang.

“Kami memandang perlu memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya. Yaitu adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa,” kata AHY.

Baca Juga: Meresahkan Warga, Kepolisian China Berhasil Bekuk Jaringan Pengedar Vaksin Covid-19 Palsu

AHY menyebutkan bahwa gerakan ini melibatkan 5 orang kader dan mantan kader Partai Demokrat. 

“Gabungan dari pelaku ini ada 5 orang, terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif,  mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi dan 1 mantan kade yang telah keluar dari Partai 3 tahun lalu,” kata AHY.

AHY menyebutkan bahwa gerakan ini pun melibatkan orang non kader Partai Demokrat yang merupakan pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Baca Juga: Moeldoko Sebut Tudingan terhadapnya Jangan Dikaitkan dengan Istana, Rachlan Nashidik Buka Suara

“Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” kata AHY 

Terkait hal tersebut, AHY pun mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi.*** 

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah