Tak Benci Meski Sudah Dihina, Natalus Pigai Yakin Ada 'Sosok' di Belakang Abu Janda

- 5 Februari 2021, 13:14 WIB
Natalius Pigai mengatakan pendapatnya soal ada sosok di belakang Abu Janda.
Natalius Pigai mengatakan pendapatnya soal ada sosok di belakang Abu Janda. /Instagram Natalius Pigai

 

PR BEKASI - Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menyampaikan pandangannya perihal ada sosok yang mendalangi serangan terhadapnya dari salah seorang buzzer di Twitter.

Natalius Pigai menyatakan bahwa sebenarnya persoalan terkait rasisme itu sudah diucapkan dan dipublikasikan.

"Ada orang di belakangnya. Sebenarnya persoalan rasisme sudah diucapkan dan sudah dipublikasikan. Ada negarawan-negarawan yang patut diduga telah membangun opini besar tentang sebuah rasisme," kata Natalius Pigai, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Jumat, 5 Februari 2021.

Baca Juga: Terlalu Lama Bekerja di Rumah Ternyata Berdampak Buruk terhadap Kesehatan Mata, Ini Penyebabnya

Dilanjutkan Pigai, sebut saja seseorang yang sudah meninggal saat ini yaitu mantan Menteri Penerangan Indonesia, Ali Moertopo.

"Dia pernah bilang kita butuh pisang-pisang bukan orangnya, orangnya ke Pasifik, silakan hidup di sana," ujar Pigai.

Dia melanjutkan, hal itu akhirnya diikuti oleh tokoh-tokoh nasional yang sampai sekarang masih ada, tetapi itu kalau bicara secara pribadi dalam kebijakan segregasi.

Baca Juga: Todongkan Pistol ke Arah Warga Cengkareng Layaknya Koboi, Pria Ini Akhirnya Dibekuk Polisi

Pigai menyebut soal kebijakan segregatif dan apartheid yang ada di Afrika Selatan.

"Kalau pakai itu kebijakan segregasi ketika 34 menteri yang ada di sini tidak ada orang Papua, bukan saya ya, itu dianggap sebagai kebijakan segregatif," ucapnya.

Sebelumnya, Pigai mengatakan kalau saat mendapat serangan tersebut di Twitternya, di awal Januari dia memilih untuk mengabaikan dan tidak memberikan respons.

Baca Juga: Pintu Air Katulampa Bogor Naik ke Level Siaga 3, Warga Jakarta Harus Waspada

Dia memandang apa yang disampaikan oleh si buzzer bukan secara langsung pemikiran buzzer itu.

"Karena saya memandang itu bukan dari dia. Saya ya jelek-jelek begini kan, ya saya mengerti karena ini bukan dari Pak atau Mas Abu Janda. Mungkin kali ini sudah saya sebut dua kali ya nama dia, karena selama ini tidak sebut nama," ucap Pigai.

Disampaikan olehnya bahwa secara jelas, perkataan 'evolusi belum selesai' itu hanya dapat dilontarkan oleh orang yang memiliki kelas dan memiliki kapasitas besar.

Baca Juga: Nikmati Status Single dengan Silaturahmi Usai Empat Kali Cerai, Kiwil: Inilah Indahnya Kehidupan Gue

Karena pernyataan itu mengutip dari buku Vladimir Zhirinovsky, seorang Ketua Partai Demokratik Liberal Rusia. 

Lebih lanjut, diakui Pigai bahwa dia menghormati dan tidak membenci buzzer tersebut.

"Saya menghormati Permadi yah, saya tidak pernah benci karena bukan dia," kata Pigai.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah