"Tolong saudara-saudara jawab pernyataan saya untuk memastikan KLB tersebut sesuai AD/ART atau tidak?," kata Moeldoko
Menanggapi hal tersebut, Roy Suryo mengakui adegan tersebut lucu mengingat saat ini banyak teknologi yang canggih.
Baca Juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru
"Sekarang ini sudah era 4.0, bahkan di Jepang mulai lazim Society 5.0, jadi rasanya agak 'lucu' mendengar suara Ketua Staf Kepresidenan Moeldoko berbicara menggunakan teknologi 2.0," katanya.
Sekarang ini sudah era 4.0, bahkan di Jepang mulai lazim Society 5.0,
Jadi rasanya agak "lucu" mendengar Suara Ketua @KSPgoid Moeldoko berbicara menggunakan Teknologi 2.0 dgn hanya didekatkan Speakerphone HP-nya ke Microphone begini ...
Terwelu sudah lucu, ini lebih dari Terwelu https://t.co/QjGV51PATZ pic.twitter.com/a5a12hVkTn— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) March 5, 2021
"Dengan hanya didekatkan speakerphone HP-nya ke mircrophone. Terwelu sudah lucu, ini lebih dari terwelu," sambung Roy Suryo dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Selain itu, Roy Suryo juga turut menyayangkan adanya KLB Partai Demokrat tersebut.
Baca Juga: Minta Belajar dari Sejarah, Mantan Kader Demokrat: SBY kalau Mau 'Nabok' Orang Gak Pernah Frontal
"'Deja Vu' sedang berlangsung di Deli Serdang. Sebagai Alumnus PD yang mundur secara konstitusional dari PD, bukan 'jebolan' apalagi 'pecatan', saya sangat menyayangkan pemerintah melakukan 'pembiaran'," tutur Roy Suryo.
Perlu diketahui, peserta KLB mengajukan dua nama sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, yakni mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie dan Ketua Staf Kepresidenan Moeldoko.
Menurut hasil voting cepat, suara Moeldoko unggul lebih banyak dibanding suara Marzuki Alie sehingga dirinya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat berdasarkan putusan KLB.***