Sedih Moeldoko Dituduh Macam-macam, Ruhut Sitompul: Hari Ini Aku Menangis Melihat SBY dan AHY

- 11 Maret 2021, 11:52 WIB
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul yang mengaku sedih karena Moeldoko dituduh macam-macam dalam acara Mata Najwa yang diunggah kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 11 Maret 2021. /Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul yang mengaku sedih karena Moeldoko dituduh macam-macam dalam acara Mata Najwa yang diunggah kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 11 Maret 2021. /Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab /

PR BEKASI - Mantan kader Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku sedih karena Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko belakangan dituduh yang tidak-tidak usai dipilih sebagai pemimpin Partai Demokrat baru versi KLB.

Ruhut mengaku heran melihat kejadian ini, karena menurutnya Moeldoko terlalu dipojokkan oleh masyarakat dan berbagai pihak lain.

Padahal sebagai mantan kader Partai Demokrat, Ruhut dan kawan-kawan telah berterima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Walaupun sudah menjadi kader PDIP, Ia mengaku tidak akan lupa dengan Partai Demokrat.

Baca Juga: Soal Kecelakaan Bus yang Tewaskan Puluhan Korban, Bupati Sumedang: Tanjakan Cae Rawan Kecelakaan

Baca Juga: Peristiwa Bersejarah 11 Maret, Salah Satunya Gempa 9,0 SR dan Tsunami 10 Meter di Jepang 15.269 Orang Tewas

Baca Juga: Rizky Billar Dicecar 24 Pertanyaan oleh Polisi Terkait Dugaan Kasus Kerumunan di Restoran Miliknya

"Ya tapi, kacang tidak bisa lupa dengan kulitnya, saya berterimakasih SBY ikut membesarkan saya, saya diehard-nya SBY, lawan politik mengatakan Ruhut anjing penjaga SBY dan Partai Demokrat, karena begitulah saya memperjuangkan Partai Demokrat," ujar Ruhut Sitompul.

Dirinya pun mengaku sedih kepada SBY dan AHY karena telah menyeret nama Moeldoko depan publik.

"Hari ini aku menangis melihat dua tokoh Demokrat, kenapa ini kita bawa ke ruang publik, ini yang saya sedihkan," kata politisi PDIP tersebut sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 11 Maret 2021.

Ruhut menegaskan, dirinya juga sedih karena akibat dari dua tokoh Demokrat tersebut, Moeldoko saat ini dituduh macam-macam.

Baca Juga: Mengejutkan! Kubu Moeldoko Bongkar Video SBY Bukan Pendiri Demokrat, Begini Tanggapan Refly Harun

"Saya sedih! Kenapa? Saya waktu kawan-kawan (KLB Demokrat) ini cerita, saya juga orang hukum, saya tahu AD/ART. Ini jangan-jangan halu ini kawan-kawan mau KLB," tutur Ruhut.

Dirinya mengungkapkan bahwa kawan-kawannya bertanya kepadanya, "Bang, abang kan dekat dengan pak Moeldoko, ini kawan-kawan maunya Pak Moeldoko jadi ketua umum untuk menyelamatkan Partai Demokrat ini."

"Yang benar? saya telepon pak Moeldoko, di situ saya sedih, Moeldoko ini di mana dosanya, dia mengatakan kepada saya 'Bang nggak lah bang, saya lagi membantu bapak Presiden, kita lagi menghadapi Pandemi Covid-19'," jawab Ruhut.

Dirinya pun kemudian memberikan alasannya kenapa Moeldoko masih mau ditawari menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kalau tahu tugasnya sebagai KSP sangat berat.

Baca Juga: Dikabarkan Putus, sang Manajer Ungkap Status Hubungan Amanda Manopo dengan Billy Syahputra

"Itu yang saya katakan, semut diinjak menggigit, semut, Moeldoko Adhi Makayasa pangkat bintang empat, dia juga manusia," ucapnya.

Kemudian, Ruhut membeberkan siapa sosok yang disebutnya 'menginjak' Moeldoko.

Dalam sebuah acara di salah satu stasiun tv, saat berdebat dengan Andi Mallarangeng, Ruhut menyatakan bahwa Andi Mallarangeng mengaitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Moeldoko dengan orde baru.

"Tegas saya katakan, Andi Mallarangeng cabut kata-kata anda, bukan hanya Moeldoko, membawa-bawa Presiden Jokowi yang sangat rendah rendah hati, santun, tegas, dan jujur," ucapnya.

Baca Juga: Usai Putus Kaesang Pangarep Asyik di YouTube, Felicia Tissue Sebut Sang Mantan Rajin dan Bertanggung Jawab

"Dia mengatakan kita mau kembali ke orde baru lagi nih sekarang. Bicara orde baru yang paling teraniaya adalah ketua umum saya Ibu Megawati Soekarnoputri, tapi lihat beliau sangat santun, rendah hati, dan tegas. Beliau gak mau mencampuri, itu urusan rumah tangga orang," sambungnya.

Lebih lanjut, pengamat politik President University, Muhammad AS Hikam menolak pernyataan Ruhut tersebut yang seolah-olah menganggap Moeldoko menerima jabatan di Partai Demokrat itu karena tertekan.

"Kalau melihat apa yang berkembang sekarang ini, secara faktual, publik tidak akan bisa mengatakan bahwa itu adalah tekanan," ujar Hikam.

Karena menurutnya, dari segi penampilan dan pidato Moeldoko, terlihat bahwa masuknya beliau ke KLB Partai Demokrat itu secara sukarela.

Baca Juga: Sindir Moeldoko, Gatot Nurmantyo Ungkapkan dalam Berkompetisi Harus Kedepankan Kesatria, Etika, dan Moral

"Nah tetapi kalau untuk retorika pembelaan ya tentu hanya pak Ruhut atau siapa pun berhak, tapi fakta di dalam apa perkembangan di publik, sulit sekali mengatakan bahwa itu ada keterpaksaan," kata Hikam.

Walaupun secara hak pribadi politik itu diperbolehkan, Hikam menegaskan, dalam tradisi Indonesia sebagai negara Demokrasi harus ada yang disebut dengan rule of law.

"Setiap organisasi kan mempunyai rule of law, kalau kemudian seseorang yang bukan anggota kemudian diambil, mungkin secara politik oke, tetapi secara etik dan legal mungkin akan dipermasalahkan dan sekarang itulah yang terjadi," ucapnya.

"Nah kemudian kalau ada tanggapan dari Pak Ruhut bahwa itu menyakitkan pak Moeldoko, itu sudah harus analisa yang lain yang kemudian dipakai sebagai alasan sekarang seolah-olah bahwa Pak Moeldoko itu dipaksa atau disakiti sehingga harus bereaksi." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah