"Terutama untuk keluarga, istilahnya yang lebih dewasa lah," sambungnya.
Peran keluarga bagi Gilang penting dalam mengontrol anak atau anggota keluarga lainnya. Memberikan arahan berupa sumber pembelajaran agama yang benar, serta menghindari ajaran yang justru menuju pada penyimpangan-penyimpangan.
Baca Juga: Keluarga Pelaku Bom Makassar: Bukakan Pintu Maaf untuk Beliau karena Bukan Atas Kemauannya
Diakuinya bahwa para pelaku teroris dan orang yang berada di balik aksi kekerasan ini sebetulnya telah memberikan dampak merugikan bagi agama Islam yang sebenarnya tidak seperti itu.
Seperti yang selama ini berdampak ketika aksi terorisme dilakukan dengan mengaku-ngaku bagian dari Islam, justru berdampak pada jeleknya nama islam atau mencoreng martabat Islam.
"Jadi untuk mengontrol anak-anaknya agar bisa lebih menyaring, mana yang baik, mana Islam yang benar-benar Rahmatan Lil Alamin, dan mana Islam yang justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu - justru untuk mengkerdilkan umat Islam sendiri," kata Gilang Nabaris.
Seperti diungkap Gilang Nabaris, awal mula dirinya jatuh ke lubang jaringan JAD bermula, ketika ia menemukan pengajian yang berisi oknum kelompok JAD. Mengaku ketika itu memiliki empati terhadap korban di Timur Tengah, Gilang Nabaris akhirnya berharap dapat dikirimkan berjihad ke Suriah.
Baca Juga: Sempatkan Besuk Anak yang Tengah Kritis saat Bekerja, Seorang Ayah di China Dipecat
Saat itu Gilang Nabaris sempat dibina secara fisik, seperti mendaki gunung hingga berenang, hal itu dikatakannya sebagai bagian dari latihan fisik seperti militer.
Meski begitu, dirinya tidak sempat diberangkatkan ke Suriah. Gilang Nabaris lebih dahulu berhasil ditangkap oleh Densus 88 ketika dirinya akan ditugaskan untuk mengirimkan uang ke jaringan JAD Filipina.
Gilang Nabaris dalam beberapa cuplikan ceritanya, mengaku sempat dikafirkan dan dimusuhi oleh anggota jaringannya, ketika dirinya berada di lapas, lantaran bersumpah atau ikrar setia terhadap NKRI.