"Saya sudah 20 tahun menunggu bantuan dari PBB dan UNHCR, tetapi sampai sekarang nyatanya tidak pernah ada," katanya.
Selama itu pula, Jumakhan dan puluhan pengungsi bernaung di tenda dan pinggir jalan depan Kantor Menara Ravindo, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat.
Pengungsi lainnya dari Afghanistan, Khan Ibrahim juga menceritakan anaknya yang baru lahir namun tak bisa ia temui karena terkendala biaya rumah sakit.
"Saya tidak bisa kerja di sini, kuliah apalagi, cari uang bagaimana sedangkan saya di sini tidak gratis. Harus bayar 1.500 dolar per bulan," ujarnya.
Aksi belasan pengungsi ini pun langsung dihadang oleh aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menggiring para pengungsi kembali ke Menara Ravindo.
Kapolsek Metro Gambir AKBP Kade Budiyarta ikut melakukan pendampingan para pencari suaka kembali ke tempat pengungsian mereka.
"Nanti kita bicarakan lagi di depan Menara Ravindo. Kita diskusikan apa yang diminta," kata Kade Budiyarta.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia menjadi salah satu tujuan bagi para pengungsi asing yang kabur dari negaranya.