Taufik Damas soal Pengaruh Suara Indonesia di Konflik Palestina-Israel, Netizen: Maksimal Bilang 'Mengecam'

- 15 Mei 2021, 07:00 WIB
Taufik Damas menanyakan apakah ada pengaruh suara Indonesia terhadap konflik Palestina dan Israel.
Taufik Damas menanyakan apakah ada pengaruh suara Indonesia terhadap konflik Palestina dan Israel. /Twitter/@TaufikDamas

PR BEKASI - Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas, menyebut bahwa Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Selain itu, Taufik Damas juga mengatakan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Indonesia tak mempunyai hak veto.

"Di DK PBB, Indonesia pun tidak termasuk negara yang punya hak veto," kata Taufik Damas.

Baca Juga: Indonesia Disebut Tak Punya Hak Veto, Taufik Damas: Jadi Apa Pengaruh Suaranya untuk Israel-Palestina?

Karena itu, dia pun lantas mempertanyakan pengaruh suara Indonesia dalam konflik yang terjadi.

"Jadi apa ada pengaruh suara Indonesia untuk konflik Israel dan Palestina?" sambungnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @TaufikDamas pada Sabtu, 15 Mei 2021.

Tangkapan layar cuitan Taufik Damas.
Tangkapan layar cuitan Taufik Damas. /Twitter/@TaufikDamas


Lebih lanjut, tak sedikit netizen yang mengomentari unggahan dari Taufik Damas tersebut.

Baca Juga: Kekejaman Israel terhadap Palestina Dianggap Telah Penuhi Syarat Cap Terorisme Negara

Salah seorang dari mereka mengatakan kalau dia masih belum dapat memahami efek dari mengecam.

"Seperti apa efeknya terhadap jalannya konflik?" kata netizen tersebut.

Netizen yang lain juga menyatakan kalau sejak zaman Presiden Soeharto, tindakan yang paling maksimal hanya bilang 'mengecam'.

Baca Juga: Pernah Ditawarkan Bantuan Jika 'Damai' dengan Israel, Andi Arief: Berhubungan Lembeknya Jokowi Soal Palestina?

"Sejak zaman Pak Harto selalu maksimal bilang "mengecam", kirim bantuan medis dan makanan, dan ya sudah," ujarnya.

Ada juga yang menyampaikan kalau dia sudah mengamati sejak dulu.

Di saat ada kejadian antara Israel dengan Palestina, tindakan yang dilakukan hanya sampai kecaman kemudian mendesak, dan melakukan boikot.

Baca Juga: Ayanna Pressley: Pemerintah Kita Kirim Bantuan Militer Rp54 Triliun ke Israel untuk Hancurkan Palestina

"Tapi ya begitu-begitu saja dampaknya," ujarnya.

Netizen tersebut mengungkapkan kalau awalnya dia mengira konflik yang terjadi berkaitan dengan agama dan kepercayaan.

Akan tetapi, semakin lama banyak yang menjelaskan bahwa konflik terkait dengan geopolitik dan sosial ekonomi.

Baca Juga: Tanggapi Serangan Udara Israel ke Jalur Gaza, Joe Biden: Israel Belum Bereaksi Berlebihan

"Yang kemudian saya yakini bahwa bukan sekadar Islam dan agama Yahudi atau orang Arab dengan orang Yahudi," sambungnya.

Sementara itu, situasi antara Palestina dan Israel masih terus memanas.

Israel menghantam Gaza dengan tembakan artileri dan serangan udara pada Jumat.

Baca Juga: Ferdinand Akui Sedih Banyak yang Protes Soal Israel, Tapi Pakai Aplikasi Buatan Yahudi

Mereka menargetkan terowongan Palestina, untuk mencoba menghentikan serangan roket yang terus-menerus di kota-kota Israel.

Dilaporkan, dalam serangan 40 menit sebelum fajar, setidaknya 13 warga Palestina tewas, termasuk seorang ibu dan tiga anaknya yang tubuhnya ditarik dari puing-puing rumah mereka.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan, operasi Israel termasuk 160 pesawat serta tank dan penembakan artileri dari luar Jalur Gaza.

Serangan roket Palestina terhadap Israel selatan dengan cepat menyusul pada hari kelima pertempuran, konflik ini paling seirus antara Israel dan militan Gaza sejak 2014.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: REUTERS Twitter @TaufikDamas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x