Covid-19 Ternyata Berdampak pada Detak Jantung Manusia, Peneliti Ungkap Penyebabnya

- 12 Juli 2021, 15:00 WIB
Penelitian ungkap infeksi Covid-19 ternyata berdampak pada detak jantung.
Penelitian ungkap infeksi Covid-19 ternyata berdampak pada detak jantung. /REUTERS/Willy Kurniawan

PR BEKASI - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa Covid-19 memiliki efek jangka panjang pada detak jantung manusia.

Sekitar satu dari enam orang terinfeksi Covid-19 mengalami detak jantung yang tidak teratur selama lebih dari empat bulan setelah mengembangkan gejala awal.
 
Komplikasi ini lebih umum di antara mereka yang menderita batuk, nyeri tubuh, dan sesak napas sebagai gejala awal virus.
 
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI pada Senin, 12 Juli 2021, hasil dari penelitian tersebut diterbitkan oleh JAMA Network Open.
 
Data juga menunjukkan, dan mendiagnosisnya dapat membantu mengidentifikasi orang dengan peradangan yang sedang berlangsung atau pada masalah sistem kekebalan.

Berdasarkan data  perangkat pelacak kebugaran, sebagian orang butuh lebih dari empat bulan bagi orang yang terinfeksi Covid-19 untuk kembali ke detak jantung dan pola tidur normal mereka.

Selain itu, tingkat energi bagi banyak orang, yang diukur dengan jumlah langkah harian, tidak kembali normal hingga kira-kira 30 hari setelah timbulnya gejala Covid-19.
 
 
Orang dengan penyakit ini juga membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke tingkat tidur dan energi yang normal dibandingkan mereka yang memiliki gejala serupa yang tidak terinfeksi virus.

"Terus melacak perubahan fisiologis seperti detak jantung istirahat menggunakan pelacak kebugaran dapat membantu kami mengidentifikasi individu yang mengalami peradangan berkelanjutan atau disfungsi kekebalan otonom sebagai akibat dari infeksi Covid-19 mereka," kata Jennifer Radin selaku rekan penulis studi.

"Data sensor membantu mengukur secara objektif dampak fisiologis dari Covid-19," kata Radin.
 
Baca Juga: Filipina Longgarkan Karantina Covid-19, Anak-anak Dapat Kembali Bermain di Luar Rumah

Temuan ini didasarkan pada analisis data kesehatan yang dikumpulkan dari 875 orang dewasa yang melaporkan gejala penyakit pernapasan di AS menggunakan perangkat pelacak kebugaran yang dapat dipakai atau aplikasi seluler.

Dari peserta penelitian, sekitar 234 dinyatakan positif infeksi Covid-19.
 
Selain itu, peserta dengan infeksi Covid-19 membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke detak jantung, tidur, dan aktivitas istirahat normal dibandingkan dengan mereka yang memiliki gejala pernapasan yang dites negatif untuk virus.
 
Baca Juga: Darius Sinathrya Kritik Soal Vaksin Covid-19 Berbayar, Minta Jokowi Pertimbangkan Ulang

Data menunjukkan bahwa rata-rata, orang membutuhkan 79 hari setelah timbulnya gejala untuk kembali ke detak jantung istirahat normal mereka dan 32 hari untuk mencapai jumlah langkah pra-infeksi.

Peserta penelitian dengan Covid-19 tidak kembali ke pola tidur normal sampai rata-rata 24 hari setelah timbulnya gejala.

Temuan ini menyoroti efek virus pada jantung dan banyak dari mereka yang terinfeksi mengalami gejala yang bertahan lama.
 
Baca Juga: 15 Ribu Warga Bangladesh Abaikan Karantina Covid-19 Hanya untuk Berfoto dengan Sapi Mungil

“Covid-19 dapat menyebabkan detak jantung istirahat seseorang tetap meningkat rata-rata selama dua hingga tiga bulan,” ujar Radin.

"Sensor memungkinkan kami untuk mengkarakterisasi garis dasar sehat setiap individu sehingga kami dapat melacak perubahan yang terkait dengan penyakit virus seperti Covid-19 dan pemulihan," ujarnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x