Virus Corona Takuti Turis, Bali Terkena Dampaknya

- 20 Februari 2020, 16:35 WIB
PESAWAT milik maskapai penerbangan China Eastern menuju area apron setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu 8 Februari 2020.*
PESAWAT milik maskapai penerbangan China Eastern menuju area apron setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu 8 Februari 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Meski sama sekali tak berhubungan dengan Wuhan dan tidak memiliki kasus virus corona, Bali harus menanggung akibat yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap turisme.

Sejak pekan lalu hingga saat ini, telah terjadi 40.000 pembatalan booking hotel di pulau yang ekonominya bergantung pada pariwisata itu.

Perjalanan bisnis menuju Bali juga ikut terdampak, seperti berbagai pembatalan perjalanan bisnis ke Nusa Dua yang mencapai angka 5.200 orang.

Baca Juga: Virus Corona Ancam Perekonomian Indonesia, La Nyalla Bahas dengan Kadin Provinsi se Indonesia

Dikutip dari situs berita The Guardian oleh pikiranrakyat-bekasi.com, dalam setengah periode bulan Februari, 740.000 turis mengunjungi Pulau Dewata itu.

Meski terlihat besar, angka itu 16,25 persen lebih kecil daripada jumlah turis yang berkunjung di periode yang sama untuk tahun kemarin.

Selain itu, turis asal Tiongkok merupakan seperenam dari keseluruhan turis yang biasa mendatangi Pulau Bali.

Baca Juga: SAFEnet Kecam Dedy Susanto Intimidasi Terduga Korban Kekerasan Seksual dengan UU ITE

Karantina yang kini tengah diberlakukan di Tiongkok dan pelarangan penerbangan sejak tanggal 5 Februari menghambat aliran turis, menyebabkan dampak yang terasa untuk ekonomi dan warga Bali.

“Seperti yang anda tahu, turisme adalah salah satu bagian utama dari ekonomi Bali, sejak pemerintah melarang penerbangan dari Tiongkok, aliran ekonomi Bali melambat,” ujar I Ketut Panjul, salah satu pengemudi yang bekerja di Ubud.

“Kami merasakan adanya penurunan penjualan dan pelanggan,” ujar Michelle Anindya, kepala pengembangan studio kopi Seniman.

Baca Juga: Mengenal Crossfit yang Digemari Ashraf Sinclair, Disebut Punya Tingkat Cedera Tinggi

Menurut David Abraham, penemu ruang kerja bersama Outlook, masalah Bali yang utama sekarang adalah penutupan jalur udara Tiongkok.

“Penutupan itu tidak hanya berdampak pada turis asal Tiongkok, namun juga turis-turis Asia lainnya,” ujar Abraham.

Dia juga menyatakan bahwa turis dari Australia dan negara-negara non-Asia masih stabil hingga sekarang.

Baca Juga: Beredar Kabar Serangan Gagak dan Nyamuk Besar di Tiongkok sebagai Azab di Tengah Virus Corona

Ahli kesehatan publik dari Universitas Indonesia, Adang Bachtiar mengatakan bahwa Bali tidak memiliki kemampuan penanganan virus corona jika wabah itu benar-benar hinggap ke kawasan tersebut.

“Laboratorium yang dapat mengetes virus Corona sekarang hanya ada di Jakarta, jadi jika ada pasien di Bali atau Lombok, kami akan kesulitan, kami masih sangat lemah dalam deteksi maupun penanganan virus ini,” tutur Adang.

Sejak pekan lalu, Indonesia menghadapi kritik dari dunia internasional akibat dianggap tidak melaporkan kasus virus corona yang seharusnya sudah sampai ke Indonesia.

Baca Juga: Manchester City Dilarang Tampil 2 Musim di Eropa, Pep Guardiola: Akhirnya Kebenaran Akan Terungkap

Kritik itu juga diperkuat dengan adanya riset dari Professor Marc Lipsitch yang menyatakan bahwa Indonesia mungkin melewatkan atau tidak melaporkan kasus virus corona pada WHO.

Lipsitch adalah seorang peneliti dari Harvard yang menganalisis perjalanan udara dari dan menuju Indonesia, dan menyatakan bahwa seharusnya sekarang setidaknya sudah ada 10 pengidap virus Corona di Indonesia.

Menanggapi studi tersebut, Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto mengganggap bahwa studi tersebut merupakan sebuah penghinaan dan menyatakan bahwa Indonesia memiliki alat uji yang mencukupi untuk wabah virus corona.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x