Ia sampai menyinggung istilah ‘tempat jin buang anak’ itu lumrah, seperti di Jakarta. Ia menyebut-nyebut Monas, Jakarta, sampai BSD.
“Di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh, jangankan Kalimantan, istilah kita mohon maaf ya, Monas itu dulu tempat jin buang anak, BSD, Balai Serpong Damai itu tahun 80-90 an itu tempat jin buang anak, jadi istilah biasa,” ucap dia.
Dia menegaskan, tempat jin buang anak itu hanya istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh dan terpencil.
Di balik kegaduhan akibat ujarannya, Edy Mulyadi malah menengarai bahwa ada pihak yang sengaja ‘menggorengnya’ menjadi isu pemberitaan yang heboh.
Dia pun mengaku tidak tahu apa motif ‘pihak’ yang ia tunjuk sedang sengaja memainkan isu tersebut.
Baca Juga: Sinopsis Film Deepwater Horizon, dari Kisah Nyata Meledaknya Instalasi Minyak Teluk Meksiko
Sementara berikut adalah bunyi permintaan maafnya:
“Saya minta maaf sedalam-dalamnya kalau itu dianggap salah, saya minta maaf, saya minta maaf kalau itu dianggap melukai masyarakat Kalimantan,” kata dia, di hadapan sejumlah tokoh Kalimantan, yang terekam kamera turut hadir.
Sebelumnya dikabarkan, Perkumpulan Adat Remaong Kutai Berjaya Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura Kalimantan Timur.
Remaong Kutai Berjaya mengundang ormas, perkumpulan adat, laskar, forum dan paguyuban, siap menyikapi ucapan Edy Mulyadi.