Network
PIKIRAN RAKYAT – Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara menyebut dirinya siap mundur jika terbukti memiliki kepentingan dalam proses pemilihan mitra program Kartu Prakerja.
Pernyataan tersebut ditulis Belva dalam akun Twitter pribadinya setelah muncul anggapan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Belva yang menjadikan perusahaan miliknya sebagai mitra program tersebut.
Sebelumnya pemerintah resmi meluncurkan program Kartu Prakerja dengan memberikan bantuan senilai Rp 3.550.000, Rp 1 juta di antaranya merupakan biaya pelatihan yang harus digunakan penerima untuk membeli paket pelatihan di platform yang disetujui pemerintah, salah satunya yakni Skill Academy dari Ruang Guru.
Baca Juga: Pasien Corona Tertua di Inggris Dinyatakan Sembuh, Kepulangannya Disambut Tepuk Tangan
Belva sendiri merupakan pendiri sekaligus CEO Ruang Guru. Atas dasar tersebut Belva dituding memanfaatkan kekuasaannya untuk memuluskan perusahaan miliknya.
Meski begitu, Belva mengaku tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan apapun dalam program Kartu Prakerja.
“Saya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apapun di program prakerja termasuk besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya. Semua dilakukan independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO),” tutur Belva dalam akun Twitternya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com.
Belva mengungkapkan bahwa dirinya bahkan sama sekali tidak pernah menghadiri agenda rapat mengenai program Kartu Prakerja bersama Kemenko dan PMO.
Baca Juga: Jadwal Program TV Belajar dari Rumah TVRI Jumat, 17 April 2020
