Network
“Penentuan mitra juga kemudian dilakukan independen oleh Kemenko dan PMO tanpa intervensi siapapun. Saat ini mitra resmi pun juga banyak. Total ada 8 yang semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum,” tuturnya.
Belva sedang melakukan konfirmasi kepada pemerintah terkait konflik kepentingan yang ditujukan kepadanya meski Belva mengaku tak terlibat dalam proses seleksi mitra program Kartu Prakerja.
“Jika ada tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun,” tuturnya.
Meski tidak ada aturan yang dilanggar secara hukum, Belva menyatakan dirinya telah menawarkan diri untuk mundur dari jabatan staf khusus demi menghindari asumsi terkait konflik kepentingan.
Baca Juga: Kisah Ika Dewi Maharani, Relawan Inspiratif di Balik Ambulans BNPB untuk Pasien Covid-19
“Saya siap dan sudah menawarkan mundur. Namun keputusan mundur adalah keputusan besar dan harus didiskusikan dengan istana. Mohon dipahami bukan hanya masalah mau atau tidak,” tutur Belva.
Masalah Belva bukan yang mencuat paling besar ketika Staf Khusus Milenial Jokowi terus-terusan disorot.
Beberapa hari lalu, stafsus lainnya Andi Taufan Gurunda yang juga merupakan CEO Amartha Fintek diduga melakukan maladministrasi setelah menyebarkan surat dengan kop Sekretariat Kabinet ke setiap kecamatan atau desa di seluruh Indonesia.
Setelah surat itu bocor ke publik, Andi pun menarik surat tersebut dan melakukan permohonan maaf.
Baca Juga: Update Corona Hari ini: Kabar Baik dari 548 Pasien Sembuh, Berhasil Lewati Jumlah Kematian
