PR BEKASI - Kini, bersepeda menjadi tren hobi baru bagi kebanyakan orang, terutama di kota-kota besar di Indonesia terutama semenjak pembatasan sosial berksala besar (PSBB) diterapkan.
Di ibu kota dan daerah penyangganya, muda-mudi hingga para pekerja menghiasi jalanan baik saat pagi hari maupun sore hari. Ada yang sekadar berolahraga, bersepeda santai bersama teman, hingga menjadi transportasi yang dipilih untuk ke tempat kerja.
Tak jauh beda yang terjadi di Kota Bandung. Saat pemberlakuan PSBB, beberapa ruas jalan di kota Bandung ditutup sehingga masyarakat memilih menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi.
Baca Juga: Bohong Soal Penelitian di Tiongkok, Profesor Harvard Hadapi Dakwaan Hukuman Penjara 5 Tahun
Sebagian masyarakat yang tak lagi bekerja di kantor dan lebih banyak menemani anak di rumah, memanfaatkan kesempatan ini untuk bersepeda ria bersama keluarga.
Meningkatnya tren bersepeda sebagai hobi baru ini memberikan keuntungan bagi para penjual sepeda, salah satunya para penjual yang berada di pusat penjualan sepeda di Kota Bandung.
Salah seorang pemiliki toko sepeda di Jalan Naripan Kota Bandung, Deddy mengaku jika semenjak lebaran kemarin penjualan sepeda di tokonya mengalami kenaikan hingga 100 persen.
"Bahkan bisa lebih dari 100 persen, stok di toko-toko itu hampir banyak yang terjual atau kosong," kata Deddy dilansir dari Prfm pada Kamis, 11 Juni 2020.
Baca Juga: Kenali Ciri Telur Infertil yang Bisa Dilihat Saat Masih Bertransaksi dengan Penjual
Menurut Deddy, sepeda jenis MTB dan city bike menjadi jenis sepeda yang paling banyak diburu warga. Selain itu, sepeda lipat pun ikut laku keras.
"Abis lebaran itu, semua orang itu hampir semuanya dia ingin olahraga dan sepeda jadi pilihan utama," kata Deddy saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel.
Jika dibandingkan dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya, penjualan sepeda di lebaran tahun ini jauh lebih tinggi. Menurut Deddy, di lebaran-lebaran sebelumnya, penjualan sepeda biasa-biasa saja tak mengalami peningkatan.
"Kalau dulu-dulu itu biasa saja, enggak se-booming sekarang," ucapnya.
Baca Juga: Gunakan Radar Penembus Tanah, Arkeolog Temukan Kota Romawi Kuno Berusia 2.000 Tahun Lebih
Selain membeli baru, banyak juga warga yang melakuan reparasi atau rebuild sepeda. Warga sudah memiliki sepeda di rumahnya dan kondisinya kurang terawat membawanya ke bengkel untuk diperbaiki.
Menurut Deddy, biasanya dalam sehari dirinya hanya melayani lima sepeda yang diservis. Namun semenjak lebaran kemarin dirinya bisa menyervis hingga 30 sepeda dalam sehari.
"Paling banyak itu ban yang bermasalah," katanya.***