PR BEKASI – Pada 17 Agustus 2022 mendatang, kita akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 tahun Indonesia.
Untuk memeriahkan 17 Agustus nanti, setiap tahun masyarakat mengadakan berbagai perlombaan di daerah masing-masing.
Ide perlombaan Hari Merdeka sudah dapat dipersiapkan dari sekarang guna memeriahkan acara HUT ke-77 RI.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia
Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Indotrends, berikut ini 28 rekomendasi perlombaan yang dapat Anda lakukan ketika perayaan 17 Agustus 2022.
1. Lomba memecahkan balon dengan mata tertutup
2. Lomba memindahkan kelereng memakai sendok
3. Lomba memindahkan karet pakai sedotan
Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan
4. Lomba tarik tambang
5. Lomba bermain voli
6. Lomba merias dengan mata ditutup
7. Lomba lari maraton
8. Lomba cerdas cermat
9. Lomba sepak bola
10. Lomba bermain catur
11. Lomba berlari dalam karung
12. Lomba panjat pinang
13. Lomba lari karung menggunakan helm
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat: Ciri Pendusta Agama Menurut Surat Al-Ma'un
14. Lomba fashion show wanita
15. Lomba futsal menggunakan sarung atau dress wanita
16. Lomba gigit koin
17. Lomba memasukkan benang ke dalam jarum
18. Lomba estafet air
19. Lomba mencocokkan sendal
20. Lomba mengupas apel
21. Lomba mengiris bawang merah
22. Lomba mengambil koin di dalam baskom
23. Lomba memindahkan air menggunakan spon
24. Lomba stand up comedy
25. Lomba kata berantai
Baca Juga: Protokol Teks Upacara Bendera untuk Peringatan HUT Ke 77 RI 17 Agustus 2022
26. Lomba pasang puzzle
27. Lomba drama
28. Lomba baca puisi dengan tema kepahlawanan
Berikut satu contoh puisi dengan tema kepahlawanan yang dapat Anda gunakan ketika mengikuti perlombaan HUT ke-77 RI seperti yang dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Lombok Timur.
Pahlawan Tak Dikenal
(Karya: Toto Sudarto Bachtiar)
Baca Juga: 2 Gol Spasojevic Sukses Cetak Poin Penuh untuk Bali United FC, Tumbangkan RANS Nusantara FC
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.***