Henry Subiakto Unggah Video Narasi TV Tanpa Logo, Fadli Zon: Jangan Sampai Nanti Dicap 'Dungu'

- 31 Oktober 2020, 17:46 WIB
Pejabat Menkominfo Henry Subiakto dan Fadli Zon.
Pejabat Menkominfo Henry Subiakto dan Fadli Zon. /Twitter Henry Subiakto dan YouTube Fadli Zon

PR BEKASI - Film pendek yang mengungkap siapa dalang di balik pembakaran halte TransJakarta Sarinah pada 8 Oktober 2020 yang dirilis oleh kanal YouTube Narasi Newsroom dengan judul "62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah | Buka Mata" menuai decak kagum dari berbagai tokoh politik di Indonesia.

Bahkan Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI yang sudah menjabat sejak 2007 Henry Subiakto mengunggahnya ulang di akun Twitter miliknya @henrysubiakto.

Namun niat baiknya seolah menjadi pisau bermata dua, unggahan videonya tersebut langsung dikritik oleh warganet habis-habisan lantaran tidak menggunakan logo dari pembuat dan pemilik video aslinya yaitu Narasi TV.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov 'Injak' Foto Emmanuel Macron: Semoga Dia dan Pengikutnya Dapat Hidayah

Tak hanya warganet bahkan musuh debatnya beberapa hari yang lalu sekaligus seorang politikus Gerindra Fadli Zon ikut mengkritik dia.

'Kesalahan' Henry Subiakto yang tidak mencantumkan logo Narasi TV langsung diserang oleh Fadli Zon.

"Harusnya Anda cek n ricek dulu video itu asalnya dari mana. Untuk hal elementer begini saja sudah salah n ceroboh, kok berani2nya menghakimi dengan stempel hoaks. Jangan sampai nanti ada yg membuat stempel 'DUNGU'," ucap Fadli Zon.

Henry Subiakto sebelumnya mengutarakan pembelaannya karena menurutnya, saat ia mendapatkan video itu sudah tanpa logo Narasi TV.

"Video ini sejak saya terima memang tanpa logo, malah baru tahu kalau ini milik Narasi TV," ucapnya.

"Sejak awal saya dapat atau dikirimi video itu tidak ada logonya. Saya sama sekali tdk menghilangkan, lha apa saya hrs nulis dan buat logo di video itu. Yg penting isinya bagus dan saya tidak mengubah atau mengaku sebagai karya saya," tuturnya menambahkan.

DIkutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @henrysubiakto, Sabtu, 31 Oktober 2020, awalnya dirinya memuji pembuat video tersebut dengan mengunggahnya ke media sosial Twitternya.

"Siapa pun yg buat, video ini mmg bagus, bkn hoax,  makanya sdh bnyk dishare di WA Group, pesannya jg jelas, bhw kejahatan di tengah kerumunan pun bisa dilacak dg berbagai sumber gambar dan CCTV dan mesin learning. Makanya di era digital jangan melakukan kejahatan, akan terlacak," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Marah, Pernyataan Emmanuel Macron Dianggap Telah Lukai Hati Umat Islam

Lalu Henry Subiakto pun menyatakan bahwa pembuat video ini layak diapresiasi karena bertolak belakang dengan narasi-narasi yang beredar saat ini di media yang umumnya bermuatan kebencian.

"Pesan Kebaikan atau pengetahuan itu, siapa pun yg buat layak diapresiasi dan dishare. Berbeda dg video yg isi dan narasinya menyerang dan bermuatan kebencian, itu lbh baik dihindari. Video ini kan bagus kecuali untuk para pelaku  kejahatannya," tuturnya.

Dirinya juga menekankan bahwa penggunaan berbagai sumber gambar saat ini seperti CCTV dan learning machine telah membantu aparat melaksanakan tugasnya untuk menangkap pelaku pembakaran tersebut.

"Tugas penegak hukum itu memisahkan antara Pelaku unjuk rasa dg pelaku kejahatan pengrusakan dan kerusuhan. Unjuk rasa itu hak, sdg pengrusakan, pembakaran fasiltas umum itu pidana. CCTV & mesin learning membantu aparat mudahkan identifikasi pelaku pidana di tengah kerumunan," ungkapnya.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x