PR BEKASI – Peringatan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) yang dianggap kurang mendapat respons Indonesia, akhirnya dirasakan konsekuensinya.
Ketika Indonesia sukses meraih kembali Thomas Cup setelah 19 tahun, bendera Merah Putih tidak boleh dikibarkan.
Berbagai kecaman pun muncul ditujukan kepada Menpora Zainudin Amali, yang dinilai menganggap remeh peringatan WADA.
Sehingga ketika upacara penghormatan pemenang terhadap Indonesia yang menjadi juara Thomas Cup, bendera PBSI yang dikibarkan bukan bendera merah putih.
Menpora Zainudin Amali membantah telah meremehkan surat peringatan WADA kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).
Sebab menurutnya, laporan yang diterima setelah adanya peringatan WADA, hanyalah masalah Tes Doping Plan (TDP).
“Jadi setelah kita klarifikasi seharusnya tidak ada masalah,” kata Menpora dalam jumpa pers virtual, Senin 18 Oktober 2021, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman Kemenpora.
Ketika itu, LADI menyampaikan kepada WADA soal ketidaktaatan melaporkan TDP karena sedikitnya event olahraga di Indonesia selama pandemi Covid-19.
Namun ternyata, ada masalah tertunda akibat peralihan kepengurusan LADI yang juga harus diselesaikan.
Hal itu baru ia ketahui saat menggelar rakor bersama National Olympic Committee (NOC) dan LADI.
"Ada pending matters sehubungan kepengurusan lama yang harus diselesaikan, jadi ada transisi yang tidak cepat," tambahnya.
Kemenpora bertekad menyelesaikan sanksi WADA terhadap LADI, karena memiliki dampak secara kenegaraan.
Untuk menyelesaikan sanksi WADA, Kemenpora telah membentuk tim akselerasi dan investigasi, dengan dipimpin Ketua NOC Raja Sapta Oktohari.
Tim tersebut melibatkan NOC dan LADI, serta perwakilan cabor yang memiliki banyak agenda event internasional. ***