Menteri Jepang Sebut Negaranya Terkena Siklus 40 Tahun Kutukan Olimpiade

19 Maret 2020, 12:03 WIB
OLIMPIADE Tokyo 202 terancam ditunda.* /Reuters/

PIKIRAN RAKYAT - Pelaksanaan Olimpiade Tokyo di Jepang terancam ditunda setelah merebaknya virus corona di sejumlah negara.

Hingga Rabu, 18 Maret 2020, Jepang mencatatkan 899 kasus positif dan 29 kematian. Jumlah ini tidak termasuk pasien terinfeksi di kapal pesiar Diamond Princess.

Jepang bukanlah negara pertama yang mungkin saja dibatalkan pelaksanaan olimpiadenya.

Pertama kali pembatalan Olimpiade terjadi pada tahun 1940 di tempat yang sama yaitu Tokyo, Jepang akibat pecahnya Perang Dunia ke-2.

Baca Juga: Cek Fakta : Beredar Kabar Pemakaman Ditutup dan Jenazah Diminta Disimpan Sementara di Rumah Imbas Virus Corona, Simak Faktanya 

Kemudian, boikot massal terjadi di Moskow, Rusia pada tahun 1980 sebagai bentuk protes terhadap Perang Soviet-Afghanistan. Yang akhirnya pada 21 Maret 1980 resmi diboikot.

Empat puluh tahun kemudian, Olimpiade Tokyo yang akan datang disebut sebagai "Kutukan Olimpiade", kata menteri keuangan Jepang.

Dia mengatakan dalam sambutannya, hal yang bisa memicu kontroversi saat pemerintahannya berjuang untuk meredam spekulasi bahwa pandemi virus corona dapat menggagalkan gelaran olahraga terbesar di dunia itu, pada tahun ini.

"Ini masalah yang terjadi setiap 40 tahun, ini adalah Olimpiade terkutuk dan itu fakta," kata Taro Aso, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri mengatakan dalam komite parlemen pada Rabu, 18 Maret 2020.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Terus Melonjak, Pemerintah Bekasi Siagakan Rumah Sakit Rujukan Tambahan 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 19 Maret 2020, Jepang memenangkan tender untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin pada tahun 1940.

Masing-masing digelar di Tokyo dan Sapporo, tetapi kedua Olimpiade itu dibatalkan karena Perang Dunia II.

Sebagai sekutu terdekat Perdana Menteri Shinzo Abe, Taro Aso dikenal karena kekuasaannya yang tetap meskipun ia sangat menyukai gaffes yang telah menghina orang, termasuk dokter, wanita, dan pasien Alzheimer selama beberapa dekade.

Shinzo Abe telah mempertaruhkan warisannya sebagai pemimpin Jepang yang paling lama melayani dalam menggelar Olimpiade yang sukses membawa sentakan besar.

Baca Juga: Aktor Korea Moon Ji Yoon Meninggal Dunia setelah Sakit Tenggorokan, Pemakaman Dilakukan Tertutup karena Virus Corona 

Diperkirakan capaiannya hingga 2,3 miliar dolar, yang mendongkrak ekonomi stagnan dengan belanja pariwisata dan konsumen.

Tetapi, setiap hari lewat pandemi virus corona baru telah membawa lebih banyak seruan untuk memikirkan kembali Olimpiade tahun ini, yang dijadwalkan dibuka pada 24 Juli 2020.

Komite Olimpiade Internasional bersama dengan panitia penyelenggara di Tokyo dan pemerintah Jepang, mengatakan banyak pihaknya tidak mempertimbangkan pembatalan atau penangguhan.

Bahkan ketika acara besar lainnya telah ikut ditunda termasuk, pada Selasa, 17 Maret 2020, ajang Euro 2020 dan Copa America ditunda.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Tiongkok Laporkan Tidak Ada Warga Negaranya yang Positif Virus Corona dari Warga Negaranya sebagai Penambahan Kasus Baru 

Virus corona sejauh ini telah menewaskan lebih dari 8.200 orang dan menginfeksi lebih dari 200.000, dengan pusat paling parah kini di Eropa.

Jepang mendapati 40 infeksi baru pada Rabu, 18 Maret 2020, dengan total kasus 1.629, termasuk sekitar 700 dari kapal pesiar yang dikarantina di dekat Tokyo bulan lalu, menurut laporan Kyodo News.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler