Terlibat Match Fixing, 8 Pebulu Tangkis Indonesia Terancam Sanksi Larangan Bertanding Seumur Hidup

- 8 Januari 2021, 18:04 WIB
Ilustrasi - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan meluapkan kegembiraan seusai memenangi pertandingan melawan ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak final All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Minggu, 8 Maret 2019.
Ilustrasi - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan meluapkan kegembiraan seusai memenangi pertandingan melawan ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak final All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Minggu, 8 Maret 2019. /ANTARA/null/

PR BEKASI - Delapan pebulu tangkis Indonesia diketahui terlibat dalam praktik match fixing atau pengaturan skor pertandingan demi mendapatkan uang.

Hal tersebut dikatakan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada Jumat, 8 Januari 2021 sesuai laporan yang mereka punya.

Menurut laporan dari BWF, kedelapan pebulu tangkis asal Indonesia tersebut terbukti melanggar regulasi terkait pengaturan skor, manipulasi, hingga perjudian dalam pertandingan bulu tangkis berdasarkan hasil investigasi dan wawancara pelaku.

Baca Juga: Salip Bos Amazon, Elonk Musk Kini Jadi Orang Kaya Nomor Wahid di Dunia

Kedelapan pebulu tangkis tersebut diketahui terdiri dari Hendra Tandjaya (HT), Ivandi Danang (ID), Androw Yunanto (AY), Sekartaji Putri (SP), Mia Mawarti (MM), Fadilla Afni (FA), Aditiya Dwiantoro (AD), dan Agripinna Prima Rahmanto Putra (AP).

"Kedelapan pemain itu telah diskors sementara sejak Januari 2020 hingga keputusan diambil melalui proses dengar pendapat," kata BWF dalam sebuah pernyataan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurut BWF, kedelapan pebulu tangkis tersebut diketahui saling mengenal satu sama lain. Mereka diketahui lebih banyak bertanding dalam pertandingan tur dunia level rendah.

Baca Juga: Sanggah Aksi Blusukannya hanya 'Gincu', Risma: Apa Kita Sudah Mati Rasa Melihat Begitu Diam saja?

Adapun aksi match fixing itu kebanyakan dilakukan pada turnamen yang digelar Asia hingga tahun 2019.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x