Kritik Keberhasilan Atlet Menembak Iran, Atlet Korsel: Bagaimana Teroris Dapat Menangkan Medali Emas?

- 1 Agustus 2021, 07:05 WIB
Keberhasilan atlet menembak emas asal Iran, Javad Foroughi dalam memenangkan medali emas mendapat kritik dari berbagai kalangan karena dirinya dianggap sebagai anggota dari IRGC yang oleh AS dianggap sebagai kelompok teroris termasuk oleh atlet Korea.
Keberhasilan atlet menembak emas asal Iran, Javad Foroughi dalam memenangkan medali emas mendapat kritik dari berbagai kalangan karena dirinya dianggap sebagai anggota dari IRGC yang oleh AS dianggap sebagai kelompok teroris termasuk oleh atlet Korea. /Reuters/USA Today/Reuters

PR BEKASI – Atlet menembak putra asal Korea Selatan, Jin Jong Oh melancarkan kritik tajam terhadap kesuksesan atlet menembak putra asal Iran, Javad Foroughi yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2021.
 
Diketahui, Javad Foroughi merupakan anggota Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) yang oleh Amerika Serikat (AS) dicap sebagai organisasi teroris pada 2019 lalu.
 
Hal tersebut membuat Jin Jong Oh melayangkan kritik pada Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang dianggap telah mengizinkan Javad Foroughi yang untuk bersaing dan memenangkan medali emas di cabang olahraga menembak nomor 10 meter.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Korps Iran Raih Medali Emas, Dedikasikan Khusus untuk Imam Mahdi

“Bagaimana seorang teroris dapat memenangkan tempat pertama? Itu hal yang paling absurd dan konyol,” kata atlet Korea Selatan tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail, Minggu, 1 Agustus 2021.
 
Tak hanya Jin Jong Oh, kelompok kampanye United for Navid, yang dibentuk setelah eksekusi pegulat Iran Navid Afkari setelah dia memprotes rezim Iran juga mendesak IOC untuk segera melakukan penyelidikan.
 
Ia juga memperingatkan bahwa IOC secara langsung telah terlibat dalam mempromosikan terorisme dan kejahatan terhadap kemanusiaan jika gagal bertindak terkait Javad Foroughi tersebut.
 
“Kami menganggap pemberian medali emas Olimpiade kepada Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, terutama reputasi IOC,” katanya.

Baca Juga: Bangga Greysia Polii Berhasil Lolos ke Final Olimpiade Tokyo 2020, Agnez Mo: My Bestie is a Legend!

Dirinya juga menambahkan bahwa Javad Foroughi yang tahun ini berusia 41 tahun merupakan anggota lama IRGC
 
“Dia adalah anggota organisasi teroris saat ini dan sudah lama. IRGC memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya di Iran, tetapi juga Suriah, Irak, dan Lebanon. Ini adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh AS,” katanya.
 
Navid Afkari kemudian meminta IOC untuk membatalkan pemberian medali emas kepada Javad Foroughi.
 
“Kami menyerukan penyelidikan segera oleh IOC dan sampai penyelidikan selesai, penangguhan penghargaan medali apa pun,” katanya.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Debut Olimpiade yang Mengesankan, Apriyani Rahayu Sebut Masih Belum Percaya

Sebelumnya, Javad Forougi yang ditugaskan oleh IRGC di Suriah sebagai perawat antara 2013 dan 2015 telah memberikan penghormatan militer di podium saat dirinya memenangkan medali emas pada Sabtu, 24 Juli 2021 lalu.
 
Dalam sebuah wawancara sebelum Olimpiade Tokyo 2021, dia mengaku pertama pertama kali mencoba menembak dengan pistol di sebuah aula yang terletak di bawah gedung rumah sakit tempat dia bekerja sebagai perawat.
 
Dia belum pernah melihat pistol sebelumnya tetapi, setelah diinstruksikan tentang cara menggunakannya, dia mampu mencetak sekitar 85 poin dari 10 tembakan.
 
Surat kabar Iran, Javan memuji penampilannya dan menyebutnya: “sebuah medali yang tak terduga dimenangkan oleh seorang perawat pengawal yang pada saat yang sama adalah pembela kesehatan dan kuil.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x