“Apriyani benar-benar memaksakan diri untuk sampai di sini. Karena saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak muda lagi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi BWF pada Senin, 2 Agustus 2021.
“20 tahun yang lalu ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia belum membuat sejarah di ganda putri dan saya bersabar,” katanya, melanjutkan.
Greysia Polii lantas mengungkapkan bahwa ketika Apriyani Rahayu memutuskan berpasangan dengannya di lapangan, maka tidak ada jalan lain selain kerja keras.
“Jadi Anda benar-benar harus mulai berlari bersama saya. Tidak berjalan. Lari saja dengan saya,” ujar Greysia Polii.
“Dan melalui setiap latihan, melalui setiap tantangan, setiap kekalahan, Anda harus terus berlari dan Anda harus terus bertahan dengan saya, hanya untuk medali emas ini. Inilah yang kami tuju selama ini,” kata Greysia Polii haru.
Hingga pada akhirnya, mereka bisa membanggakan kontingen Merah Putih dengan berkumandangnya lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Bertempat di Musashino Forest Sport Plaza Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil menaklukan pasangan China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Unggulan kedua turnamen itu pun harus mengakui kekalahan dua game langsung 21-19, 21-15 dari Greys dan Apri.***