4 Raksasa Smartphone Tiongkok Bersekutu untuk Runtuhkan Supremasi Google Play Store

7 Februari 2020, 18:37 WIB
ILUSTRASI Google Play Store yang akan disaingi oleh aplikasi baru dari Tiongkok.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Jengah dengan supremasi internasional Google Play Store, empat raksasa smartphone asal Tiongkok kini tengah bekerja sama dalam pengembangan toko aplikasi elektronik yang dapat menyaingi toko aplikasi elektronik milik korporasi raksasa Google.

Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo kini tergabung dalam Global Developer Service Alliance (GSDA).

Tim ini adalah sebuah aliansi bisnis yang kini tengah mengembangkan sebuah toko aplikasi pesaing Google Play Store.

Toko aplikasi tersebut nantinya akan mempersilakan para pengembang aplikasi di luar Tiongkok untuk mengunggah aplikasinya ke toko aplikasi milik GSDA secara bersamaan.

Baca Juga: 15 Tahun Google Maps: Akan Lebih dari Sekedar Aplikasi untuk Mengemudi 

Bersama-sama, perusahaan yang tergabung dalam GSDA menyumbang 40 persen pengiriman ponsel pintar di caturwulan terakhir tahun kemarin.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs The Verge, Google Play Store kini memonopoli pasar aplikasi gawai, menyebabkan toko aplikasi pihak ketiga kalah saing dalam menyebarkan aplikasinya.

Google Play Store merupakan salah satu salah satu aplikasi mesin penghasil uang terbanyak milik Google.

Toko aplikasi elektronik tersebut memiliki skema bisnis yang mempersilakan Google mendapat 30 persen potongan dari hasil penjualan sebuah aplikasi.

Baca Juga: 2 Tips untuk Kurangi Notifikasi dan Iklan di Google Chrome yang Sering Mengganggu 

Diperkirakan bahwa Google Play Store menghasilkan 8,8 miliar dolar secara global untuk Google tahun lalu.

Toko aplikasi Google Play Store juga dilarang di Tiongkok dan membuat berbagai toko aplikasi pihak ketiga yang kebanyakan disponsori oleh perusahaan layaknya Huawei dan Oppo muncul dan berkembang.

Monopoli Google Play Store akan dimanfaatkan oleh para perusahaan di atas untuk menarik toko-toko aplikasi yang tidak disokong secara internasional agar bekerja sama dengan GSDA.

Supremasi internasional Google Play Store sangat berpengaruh terutama bagi Huawei karena perusahaan tersebut telah kehabisan lisensi untuk menggunakan aplikasi dan jasa Google di produknya, termasuk Google Play Store.

Baca Juga: Google Maps Luncurkan Ikon Baru untuk Rayakan Ulang Tahun ke-15, Lebih Banyak Fitur dan Fokus pada Masukan Pengguna 

Akibatnya, Huawei tidak merilis ponsel pintar terbarunya, Mate 30, secara internasional.

Huawei juga tengah mengembangkan sistem operasi baru, Harmony OS, dan kini telah menginvestasikan 1 miliar dolar untuk perkembangan Huawei Mobile Services miliknya.

Dalam situs resminya, GDSA menyatakan bahwa jasanya akan dibuka di sembilan negara, termasuk Indonesia, India, Rusia, dan Malaysia.

Mereka juga membuka kesempatan bagi para pengembang aplikasi untuk bekerja sama dengan GDSA dan meraih keuntungan bersama.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Verge

Tags

Terkini

Terpopuler