Dibanderol Seharga Rp 800.000, Sensor Ini Bisa Deteksi Virus Corona pada Smartphone

20 Mei 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi. Sebuah sensor yang dirancang untuk mendeteksi virus corona tengah dikembangkan /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Perkembangan teknologi kini terus mengalami perkembangan.

Pada dasarnya, perubahan dan kemajuan teknologi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Karena selama ini, dengan adanya teknologi kita semakin mudah dalam melakukan segala sesuatu.

Di tengah pandemi Virus Corona seperti sekarang, di beberapa negara telah menciptakan teknologi baru dengan menciptakan robot untuk membatu tim medis di rumah sakit.

Baca Juga: Topan Amphan Berpotensi Landa Asia Selatan, Puluhan Ribu Penduduk India dan Bangladesh Dievakuasi

Selain itu, para peniliti juga telah menciptakan berbagai alat-alat pendeteksi Virus Corona mulai dari perangkat ataupun yang berbasis aplikasi.

Terbaru, sensor untuk mendeteksi Virus Corona tengah dikembangakan. Sensor ini akan mendeteksi COVID-19 lewat air liur melalui perangkat smartphone.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari Metro.co.uk, sensor ini diperkirakan akan dijual £ 45 atau sekitar Rp 800.000 dan akan tersedia paling cepat dalam waktu tiga bulan kedepan.

Baca Juga: IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Lanjutkan Penguatan Seiring Sentimen Positif Pasar

Para peneliti mengklaim sensor ini bisa digunakan berulang kali dan bisa mendeteksi infeksi Virus Corona dalam waktu 60 detik.

Sensor ini disebut bisa mendeteksi infeksi lewat bersin, batuk, atau ketika pengguna bernapas yang diarahkan ke sensor tersebut. Cara lain adalah dengan menempelkan cairan air liur pada sensor tersebut.

Teknologi baru ini dikembangkan oleh Universitas Utah di Amerika Serikat. Saat ini, sensor tersebut telah diuji untuk terkoneksi langsung dengan perangkat iPhone.

Baca Juga: Pemkot Bekasi Beri Pengurangan Biaya PBB dan Hapus Sanksi Administrasi

Proyek ini sebenarnya merupakan pengembangan atas sensor yang sebelumnya ditujukan untuk mendeteksi virus Zika.

Pemimpin proyek Profesor Massood Tabib-Azar mengatakan, "Kami memulai proyek ini sekitar 12 bulan yang lalu. Gagasan utamanya adalah memungkinkan orang untuk memiliki sensor pribadi mereka sendiri untuk mendeteksi Zika di tempat-tempat yang mereka kunjungi."

Sensor ini juga diharapkan bisa digunakan sebagai metode deteksi alternatif yang lebih cepat, murah, dan lebih nyaman.

Baca Juga: Diculik 32 Tahun Lalu, Ibu dan Anak Akhirnya Bertemu Setelah Pencarian Dramatis Tanpa Lelah

Prof Tabib-Azar menyampaikan ukuran sensor itu hanya selebar satu inci.

Pengguna hanya perlu mencolokkan sensor ke port pengisian daya ponsel dan membuka aplikasi pendamping, sebelum menempatkan partikel air liur di atas mikroskopis itu.

Hanya butuh beberapa menit, hasilnya akan ditampilkan pada layar smartphone.

Baca Juga: Blue Bird Dikabarkan Gelar Program Mudik Sehat PSBB 2020 dengan Harga Promo, Simak Faktanya

Prof Tabib-Azar menyampaikan untaian DNA dalam virus nantinya mengikat protein pada sensor, yang pada gilirannya akan menciptakan hambatan listrik dan memicu hasil positif atau negatif pada aplikasi.

Sensor akan berubah warna atau secara visual menunjukkan keberadaan virus corona sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.

Setelah tes selesai, sampel dapat dihancurkan menggunakan arus listrik. Sehingga sensor bisa tetap steril dan bisa untuk digunakan kembali untuk tes lain.

Baca Juga: Bayi Terkuat Ditemukan, Bisa Berdiri Sendiri pada Usia 4 Bulan

Prof Tabib-Azar mengungkapkan, "Pada prinsipnya, kita bisa meletakkan perangkat yang dimiliki semua orang, dengan begitu kita akan memproduksinya dalam skala besar dengan biaya murah."

Aplikasi ini diharapkan siap untuk uji klinis minggu keempat pada Juli, dan dapat digunakan pada Agustus.

Skenario lain, hasil tes positif para pengguna juga bisa langsung dikirim ke otoritas kesehatan. Sehingga pemerintah bisa langsung melacak jumlah pasien positif Virus Corona.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Metro

Tags

Terkini

Terpopuler