Fenomena Alam Langka, Lapan: Merkurius dan Venus Akan Berdekatan dan Dilihat Sore Ini

22 Mei 2020, 15:44 WIB
PESAWAT ruang angkasa Akatsuki Jepang menangkap gambar salah warna planet Venus pada 30 Maret 2018.* /Tim Proyek JAXA / PLANET-C via Space /

PIKIRAN RAKYAT - Menjelang pemantauan hilal di 80 titik di Indonesia, fenomena alam lainnya kemungkinan akan tampak dan dilihat secara kasat mata.

Fenomena astronomi langka yang akan kembali terjadi dan dapat dinikmati oleh masyarakat selepas magrib ini, 22 Mei 2020 adalah saling berdekatannya 2 planet tetangga bumi.

Merkurius dan Venus, dikatakan oleh Lapan, akan saling mendekat yang dikenal dengan istilah konjungsi.

Baca Juga: Viral Kabar Peretasan Klaim Bobol Data Penduduk Indonesia, KPU: Tim Langsung Cek Kondisi Internal 

Konjungsi adalah kondisi dua benda langit yang teramati dari Bumi yang memiliki jarak sudut minimum dan berada pada bujur ekliptika yang sama.

Konjungsi Merkurius-Venus terjadi pada 22 Mei 2020 mulai pukul 15.49 WIB dengan jarak sudut pisah sebesar 53 detik busur (kurang dari satu derajat), hampir 2 kali diameter tampak Bulan.

Menurut peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging Mumpuni yang dikutip dari Antara, mengtakan kedua planet tersebut akan berdekatan seperti layaknya dua bintang.

"Merkurius dan Venus akan nampak sangat berdekatan, seperti bintang yang berdektan, terlihat jelas di sore hari jika langit tidak berawan," ucap Emanuel.

Baca Juga: Pemenang Tidak Sah, Motor Listrik Jokowi Siap Dilelang Kembali 

Konjungsi ini baru bisa diamati selepas Matahari terbenam di arah Barat Daya dekat Konstelasi Auriga untuk Indonesia bagian Barat dan Tengah sedangkan untuk Indonesia bagian Timur, dapat diamati tepat pada pukul 17.49 WITA pada arah yang sama.

Merkurius yang berjarak 162 juta kilometer dari Bumi akan berkonjungsi dengan Venus yang berjarak 46 juta kilometer dari Bumi.

Peristiwa langka ini dinikmati setelah berbuka puasa dan dapat diamati hingga menjelang waktu Tarawih tiba.

Baca Juga: Kesulitan Penuhi Kebutuhan Sehari-hari, Guru Honorer Kecewa Dana Bantuan Belum Bisa Dicairkan 

Peneliti Lapan lainnya, Rhorom Priyatikanto menjelaskan cara untuk mengamati fenomena langka tersebut yang hanya terjadi sekali tahun 2020 ini.

Rhorom menuturkan fenomena konjungsi tersebut dapat disaksikan sekitar 30 menit setelah matahari tenggelam.

Lapan memberikan contoh bahwa Matahari terbenam di kota Bandung pukul 17.39 WIB sedangkan terbenamnya senja pukul 18.56 WIB, untuk kota lain dapat menyesuaikan.

Setelah itu, Anda dapat mencari dua bintik terang di sekitar ufuk barat dengan ketinggian 13 derajat.

Baca Juga: Tersiar Kabar Begadang Sebabkan Pembuluh Darah Mata Pecah, Simak Faktanya 

Sebelumnya tengah viral, fenomena alam langka lainnya yaitu matahari dikabarkan melakukan perubahan siklus baru karena aktivitasnya yang menurun dan sedang melakukan pergantian dari siklus surya ke-24 menuju 25.

Peristiwa tersebut diisukan akan menjadi Grans Solar Minimum kedua setelah terakhir terjadi pada tahun 1645-1745.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB Lapan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler