Proyek Ambisius Tiongkok 'Matahari Buatan', Klaim Ciptakan Energi Bersih dan Berkelanjutan

- 5 Desember 2020, 21:06 WIB
Ilmuwan Tiongkok berhasil memakai energi fisi untuk membuat matahari buatan.
Ilmuwan Tiongkok berhasil memakai energi fisi untuk membuat matahari buatan. /Phys.org

PR BEKASI - Tiongkok berhasil menyalakan reaktor fusi nuklir ‘matahari buatan’ untuk pertama kalinya, hal ini disampaikan media pemerintah Tiongkok pada Jumat, 4 Desember 2020.

Teknologi matahari buatan di negara tersebut menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir di dunia.

Reaktor HL-2M Tokamak adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di Tiongkok dan para ilmuwan berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.

Baca Juga: Buat Ulah di Timnas U-19 Hingga Viral, Barito Putera Kirim Yudha Febrian ke Pesantren di Jawa Barat

Terletak di barat daya provinsi Sichuan dan selesai akhir tahun lalu, reaktor ini sering disebut 'matahari buatan' karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

Ia menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celsius, menurut People's Daily kira-kira sepuluh kali lebih panas dari inti matahari.

"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis Tiongkok, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional Tiongkok yang berkelanjutan di masa depan," ucap People's Daily dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Phsy.org, Sabtu, 5 Desember 2020.

Diketahui, Ilmuwan Tiongkok telah bekerja keras  mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan Maaher, Muannas Alaidid: Kalau Muslim Sejati, Dia Akan Merenung dan Introspeksi

Mereka berencana menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Prancis yang diharapkan selesai pada tahun 2025.

Perpaduan dianggap sebagai Cawan Suci energi dan itulah kekuatan matahari kita.

Alat itu menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar kebalikan dari proses fisi yang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang memecahnya menjadi beberapa bagian.

Tidak seperti fisi, fusi tidak menghasilkan limbah radioaktif dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.

Baca Juga: Covid-19 Masih Tinggi, Presiden Meksiko Minta Warganya Tidak Tukar Kado di Hari Natal

Tetapi mencapai fusi sangatlah sulit dan sangat mahal, dengan total biaya ITER diperkirakan mencapai 22,5 miliar atau Rp318 triliun.

Diketahui, negara ini diakui negara yang memiliki teknologi senjata nuklir yang canggih dan memiliki tentara tetap terbesar di dunia, Tentara Pembebasan Rakyat, dan anggaran pertahanan terbesar kedua.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Phys.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x