Kemudian Dr Simona Giacintucci dari Naval Research Laboratory di Amerika, yang memimpin penelitian itu, mengatakan dalam beberapa hal bahwa ledakan itu mirip dengan letusan Gunung St Helens tahun 1980, yang merobek bagian atas gunung.
"Perbedaanya adalah Anda bisa memasukkan 15 galaksi Bima Sakti secara berurutan ke dalam kawah, letusan ini menghantam gas panas gugus itu," terang Giacintucci.
Profesor Johnston-Hollitt mengatakan, para ilmuwan awalnya menolak bahwa lubang itu bisa disebabkan oleh ledakan energi karena itu akan terlalu besar.
"Orang-orang skeptis karena besarnya ledakan," ungkapnya.
"Tapi memang begitu. Alam semesta adalah tempat yang aneh," tambahnya.
Para astronom baru menyadari apa yang terjadi ketika mereka melihat gugusan galaksi Ophiuchus dengan empat teleskop radio, termasuk Murchison Widefield Array (MWA) di Australia Barat dan Teleskop Giant Metrewave Radio Telescope (GMRT) di India.
Profesor Johnston-Hollitt mengatakan temuan itu kemungkinan yang pertama.
Baca Juga: Dubes RI untuk Korea: Seluruh WNI Dipastikan Sehat dan Aman