PIKIRAN RAKYAT - Belakangan ini kejahatan siber kembali menjadi perhatian publik setelah akun pengguna Tokopedia dikabarkan mengalami kebocoran.
Kejahatan siber juga masih menjadi ancaman bagi penggunanya. Pasalnya, teknologi yang semakin canggih, tak sebanding dengan tingkat keamanannya.
Banyak aplikasi yang tingkat keamanannya masih lemah. Hal ini terbukti salah satu aplikasi yang belakangan ini tengah naik daun yakni Zoom, juga diklaim telah mengalami kebocoran data.
Baca Juga: Kelaparan dan Tak Mampu Membeli Makanan, Ibu 8 Anak Memasak Batu
Keamanan penggunaan Zoom saat ini memang masih menjadi pertanyaan. Zoom bahkan sempat mengakui belum siap atas membludaknya penggunaan aplikasi mereka.
Menghadapi hal itu, Zoom baru-baru ini menyebut telah meningkatkan lapisan perlindungan dan keamanan pengguna.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara, kebocoran data Zoom sebelumnya pernah dilaporkan kali ini seorang peretas berbahasa Rusia dikabarkan telah menjual lebih dari setengah juta atau lebih dari 500.000 akun Zoom kepada pakar keamanan siber di dark web (situs gelap), menurut The Times.
Baca Juga: Kabar Baik, Premier League Berencana Tayangkan Sisa Musim ini Secara Gratis di YouTube
Data yang diunggah oleh para peretas tersebut antara lain berupa alamat email, kata sandi, tautan obrolan, dan juga pin untuk menggelar konferensi video.
Perusahaan keamanan siber Cyble membeli akun Zoom di dark web dari pengguna Telegram berbahasa Rusia. Sejumlah akun tersebut milik pelanggan Cyble, sehingga perusahaan dapat memverifikasi keasliannya.