Twitter memicu kehebohan pekan lalu dengan memberikan label cek fakta pada beberapa cuitan Trump yang disebut melanggar aturan tentang misinformasi dan melazimkan kekerasan, termasuk cuitan yang menggunakan frasa yang dinilai rasial "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."
Baca Juga: BMKG: Jabar Masih Berpotensi Hujan Disertai Kilat dan Angin Kencang dengan Status Level Waspada
Sementara Facebook menolak untuk mengambil tindakan apapun pada unggahan yang sama, yang memicu protes karyawan pada Senin, 1 Juni 2020.
Snap tidak merinci komentar Trump mana yang dianggap menghasut, namun CEO Evan Spiegel mengatakan kepada stafnya dalam sebuah memo pada Minggu, 31 Mei 2020, bahwa dia akan "melakukan pembicaraan" pada konten yang memecah belah dan "kekerasan rasial dan ketidakadilan di Amerika."
Dia menegaskan bahwa bagian Discover adalah platform kurasi, tempat kami memutuskan apa yang kami promosikan.
Baca Juga: Survey: Mayoritas Warga AS Berikan Simpati untuk George Floyd dan Abaikan Tanggapan Donald Trump
Snap mengatakan keputusannya untuk menghapus konten presiden dari Discover dibuat pada akhir pekan.***